"Ada seorang perempuan yang berjalan sekitar 10 kilometer untuk menemui kami dan ia harus melewati titik-titik pemeriksaan dan menjelaskan alasan ia harus menemui kami setiap kali," kata Analiza Herrera yang bekerja di Kantor Kesehatan Kota Puerto Princesa di provinsi Palawan.
Di beberapa wilayah di Filipina, termasuk di Palawan, setiap rumah hanya diizinkan satu kali bepergian di tengah lockdown.
"Ijin itu tidak menyebutkan bahwa hanya laki-laki yang dibolehkan, tapi seringkali yang bisa bepergian adalah laki-laki," kata Swanepoel. "Sulit bagi perempuan untuk keluar dan mendapatkan kontrasepsi, terutama bagi perempuan yang pasangannya tidak tahu mereka menggunakannya."
Meski di beberapa wilayah di Palawan lockdown telah dilonggarkan dan transportasi umum kini beroperasi kembali, kapasitas transportasi dikurangi untuk mendorong social distancing.
Baca Juga: Menteri Luhut: Waspadai Gelombang Kedua Wabah Virus Corona
"Kami masih mendapat pesan dari perempuan yang membutuhkan kontrasepsi tapi mereka takut keluar," kata Swanepoel.
Ia mengatakan, situasinya makin sulit jika mereka dikarantina bersama pasangannya.
"Situasi akan lebih sulit bagi perempuan di Filipina untuk mengajak tidak berhubungan intim ketika mereka subur, terutama mereka yang bergantung pada kontrasepsi alami."
Garda terdepan
Roots of Health turun dari pintu ke pintu membagikan kontrasepsi gratis ke mereka yang paling rentan.
Baca Juga: New Normal Ala Wagub DKI Riza Patria: Berdansa dengan Corona
"Awalnya saya takut saya akan terkena virus corona saat turun ke lapangan, apalagi saya punya bayi berumur enam bulan," kata seorang perawat, Shery Villagaracia. "Ini sangat sulit, tapi sebagian besar perempuan yang kami temui tidak bisa membeli pil pengendali kehamilan."