Amerika Serikat sekarang adalah negara dengan jumlah kasus positif virus corona dan kematian tertinggi di dunia.
Pemerintah AS belum menerapkan lockdown berskala nasional dan lebih memilih memberikan kewajiban tersebut ke setiap negara bagian atau kota.
Donald Trump menentang kebijakan lockdown dan mendukung protes yang bermunculan di wilayah-wilayah yang menerapkan karantina.
Di Twitter, ia menyerukan "pembebasan" negara-negara bagian Minnesota, Michigan, dan Virginia.
Baca Juga: Diduga Aniaya Istri Kedua, Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Dipolisikan
Namun pandangan dan sikap atas virus ini terbagi dua antara pendukung Partai Republik, partai Trump dan Partai Demokrat.
Dalam sebuah survei yang dirilis 12 Mei, hanya 43 persen warga AS yang mengidentifikasi dirinya sebagai pemilih Partai Republik menganggap Covid-19 sebagai ancaman kesehatan besar bagi masyarakat.
Sementara itu 82% pendukung Partai Demokrat memandangnya sebagai ancaman kesehatan serius. Jajak pendapat lain menunjukkan pendukung Partai Republik lebih mungkin tidak memakai masker saat berada di tempat umum ketimbang pendukung Partai Demokrat, 56% versus 74%.
Kepercayaan publik dipengaruhi partai pilihannya
Pengetahuan publik soal fakta-fakta tentang virus corona juga dipengaruhi oleh partai politik dukungannya.
Baca Juga: Publik Geger! Sarah Salsabila Lelang Keperawanan Demi Donasi Covid-19
Pernyataan-pernyataan yang salah atau menyesatkan soal virus corona yang dilontarkan tokoh politik mengakibatkan tingginya level keacuhan soal Covid-19 di AS, Inggris, Jerman, dan Spanyol, berdasarkan hasil analisis Reuters Institute of Journalism yang berbasis di Universitas Oxford.