Akibat Covid-19, 60 Juta Orang Terancam Jatuh ke Jurang Kemiskinan

Rabu, 20 Mei 2020 | 16:30 WIB
Akibat Covid-19, 60 Juta Orang Terancam Jatuh ke Jurang Kemiskinan
Pemukiman padat penduduk di bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta, Senin (9/4).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Bank Dunia, David Malpass memperingatkan bahwa sekitar 60 juta penduduk dunia terancam jatuh ke jurang kemiskinan akibat pandemi virus Corona Covid-19.

Menyadur BBC, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan menyusut sebanyak 5 persen karena berbagai negara tengah disibukan memerangi Covid-19.

Kendati baru berlangsung selama beberapa bulan, pandemi Covid-19 telah menampar perekonomian berbagai negara. Jutaan orang kini telah kehilangan pekerjaan, berbagai bisnis mulai ambruk.

"Jutaan mata pencaharian telah hancur dan sistem perawatan kesehatan di bawah tekanan di seluruh dunia," kata David Malpass dikutip dari BBC, Rabu (20/5/2020).

Baca Juga: Kebiasaan Menyikat Gigi Ternyata Dapat Meningkatkan Imunitas Tubuh

"Perkiraan kami bahwa 60 juta orang akan didorong ke dalam kemiskinan ekstrem--yang menghapus semua kemajuan dalam pengentasan kemiskinan dalam tiga tahun terakhir."

Bank Dunia mendefinisikan "kemiskinan ekstrim" sebagai hidup dengan penghasilan kurang dari 1,9 dolar Amerika Serikat atau sektiar Rp27 ribu perhari.

Demi menanggulangi ancaman kemiskinan, World Bank telah menawarkan 160 miliar dolar AS dalam bentuk hibah dan pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara miskin demi mengatasi krisis.

David Malpass mengatakan bahwa 100 negara, yang menjadi rumah bagi 70 pesen penduduk dunia, telah mendapatkan dana darurat tersebut.

"Sementara Bank Dunia menyediakan sumber daya yang cukup besar, itu tidak akan cukup," beber Malpass.

Baca Juga: Cocok untuk Buka Puasa, Burger King Bagikan Promo Mulai Harga Rp 5 Ribuan!

"Saya agak frustrasi dengan lambatnya langkah. Kreditor komersial masih, pada umumnya, menerima pembayaran dari negara-negara termiskin dan perlu ada pergerakan yang lebih cepat," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI