“Dulu penyakit gula tinggi, sekarang Alhamdulillah sudah normal. Ketika dilayani dokter di Prolanis, semua baik,” lanjut Sukun menambahkan.
Ketika ditanya mengenai kenaikan iuran BPJS oleh pemerintah, Sukun mengungkapkan bahwa ia tidak merasa keberatan. Hanya saja, ia meminta agar pelayanan kesehatan bisa ditingkatkan.
“Kalo kenaikan tidak keberatan, cuma minta satu saja supaya semakin ditingkatkan lagi pelayanannnya,” ungkap Sukun.
“Saya, kalau misalnya tidak menggunakan (BPJS) juga akan tetap taat untuk bayar, agar orang lain juga bisa dapat fasilitas kesehatan,” tambahnya.
Baca Juga: Peserta BPJS Kesehatan : Pelayanannya Memuaskan
Selain Sukun, Sujaah (58) sang istri, yang berprofesi sebagai penjual gorengan pun turut merasakan dampak baik dari hadirnya BPJS. Meski ia tidak begitu sering menggunakan, namun sewaktu-waktu dibutubkan dan dalam kondisi tidak memiliki uang, ia tidak begitu khawatir.
“Kalau saya memang tidak begitu sering menggunakan, cuma beberapa kali tes darah tinggi, gratis. Lumayan, suami merasa terbantu untuk pemeriksaan kesehatan,” ungkap Sujaah.
Pendapatan dari hasil jual gorengan tidak seberapa. Sujaah merasa bersyukur jika jualannya habis. Pendapatannya lalu digunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Ya biasa aja. Segitu pendapatannya nggak gede, karena sekarang banyak yang masak di rumah. Kadang gorengannya abis, kadang nggak abis juga. Dikit-dikit lumayan untuk bantu biaya makan sehari-sehari," katanya.
Baca Juga: Peserta BPJS Kesehatan : Iuran JKN-KIS Naik, Sebanding dengan Manfaatnya