Suara.com - Pemerintah Uganda akan membagikan masker gratis untuk semua warga sebelum dilonggarkannya beberapa kebijakan lockdown.
Menyadur The Independent, Selasa (19/5/2020), pengumuman masker gratis sebagai upaya pencegahan infeksi Covid-19 ini dikabarkan langsung oleh Presiden Uganda Yoweri Museveni.
Museveni mengatakan setiap warga yang berusia di atas 6 tahun akan mendapatkan satu masker gratis.
"Masker harus dikenakan setiap anda berada di tempat umum," ujar Museveni, Senin (18/5).
Baca Juga: Viral karena Layanan Drive Thru, Ini Penampakan Minimarket di Surabaya
Program masker gratis disebutkan Museveni berawal dari keprihatinan akan banyaknya masyarakat Uganda yang mengatakan tidak mampu untuk membeli masker.
Distribusi masker gratis untuk masyarakat Uganda, sambung Museveni, akan selesai dalam 14 hari mendatang.
Kebijakan pembatasan Uganda yang akan dilonggarkan antara lain dibukanya kembali kegiatan bisnis dan transportasi umum. Namun pelonggaran dilakukan secara bertahap.
Toko-toko yang tidak berada di mal dan pasar makanan akan diizinkan buka kembali. Hotel dan restoran makanan diperbolehkan buka asalkan menerapkan jarak sosial dan tak menggunakan AC.
Angkutan umum seperti bus dan taksi akan kembali beroperasi namun dengan syarat hanya menggunakan setengah dari kapasitas maksimal.
Baca Juga: Perangi Narkoba, Polisi Myanmar Sita Ratusan Kilogram Heroin dan Sabu
Sementara untuk transportasi umum perbatasan, akan tetap dilarang hingga 21 hari mendatang.
Warga juga diperbolehkan untuk menggunakan mobil pribadi dengan maksimal 3 penumpang dan memakai masker.
Klub malam, bar, salon, gimnasium, kolam renang, pusat perbelanjaan, hingga sauna akan tetap ditutup hingga pemberitahuan selanjutnya mengingat sulitnya menerapkan jarak sosial di tempat-tempat tersebut.
Uganda juga masih akan menerapkan jam malam mulai dari 19.00 malam hingga 06.30 pagi hingga 21 hari mendatang.
Negara yang kini telah menjalani periode penguncian selama 48 hari ini mencatat jumlah kasus Covid-19 sebanyak 260 dengan nol kematian, berdasarkan laporan BBC.