Indonesia Terserah, Demokrat: Pemerintah Paham Risiko Nyawa Tenaga Medis?

Selasa, 19 Mei 2020 | 15:15 WIB
Indonesia Terserah, Demokrat: Pemerintah Paham Risiko Nyawa Tenaga Medis?
Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto menanggapi tagar #IndonesiaTerserah yang belakangan menggema di media sosial. Ia menilai, kehadiran tagar tersebut merupakan bentuk kerisauan para tenaga medis.

Menurut Didik, para tenaga medis risau dan khawatir lantaran sikap pemerintah yang dinilai tidak konsisten dan membingungkan dalam setiap narasinya terkait penanganan Covid-19.

"Kebijakan pemerintah serta pernyataan presiden yang bisa dianggap tidak konsisten dan cenderung membingungkan yang dibalut dengan istilah-istilah penggunaan kata yang menimbulkan perdebatan publik, saya sangat memahami kalau para dokter, tenaga medis dan relawan kesehatan merasa risau," kata Didik kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).

Ia pun mempertanyakan pemerintah, apakah mereka memahami apa yang selama ini dirasakan para tenaga medis sebagai garda terdepan melawan Covid-19.

Baca Juga: PPNI: 'Indonesia Terserah' Wujud Kekecewaan Tenaga Medis Kepada Masyarakat

"Betapa sakit perasaan dan psikologis mereka. Tidak kah pemerintah, tidak kah presiden memahami risiko nyawa yang dihadapi oleh mereka?"

Terkait tersebut, menurutnya pemerintah terlebih lagi Presiden Jokowi selaku kepala negara harus konsisten dan tegas dalam setiap kebijakan yang bertumpu kepada kepentingan rakyat.

"Sungguh tidak lucu apabila ada pemimpin yang menganggap bahaya Covid-19 hanya lelucon belaka di saat semua rakyatnya sedang menghadapi derita akibat Covid-19. Pemimpin itu di gugu dan ditiru, omongan dan kebijakannya tidak boleh mencla-mencle. Jangan sampai pagi dele, sore tempe," tandasnya.

Seperti diketahui, tagar #IndonesiaTerserah di media sosial juga merupakan luapan kekesalan tenaga medis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang justru berpotensi memperluas penyebaran Covid-19.

Beberapa kebijakan yang disoroti tenaga medis di antaranya adalah pengecualian pergerakan masyarakat keluar kota hingga diperbolehkannya warga berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang dibolehkan kembali bekerja di kantor.

Baca Juga: Viral di Tengah Corona, Indonesia Terserah Sampai Disorot Media Asing

Di sisi lain, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dokter Brian Sriprahastuti, menanggapi hal itu dengan menegaskan bahwa pemerintah tetap konsisten menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI