Imbas Pandemi, Kekerasan Seksual Anak Secara Online di Eropa Kian Marak

Selasa, 19 Mei 2020 | 13:18 WIB
Imbas Pandemi, Kekerasan Seksual Anak Secara Online di Eropa Kian Marak
Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus kekerasan seksual terhadap anak secara online di negara-negara Uni Eropa mengalami peningkatan selama pandemi virus corona, berdasarkan laporan dari Europol.

Karantina di rumah dan peralihan kegiatan belajar mengajar secara online, berakibat pada meningkatkan aktivitas anak-anak di internet. Hal ini semakin mempermudah para pelaku pelecehan mendapatkan akses ke korban.

Direktur Europol Catherine De Bolle mengatakan pandemi memungkinkan intensitas aktivitas para pelaku kekerasan seksual terhadap anak di internet juga semakin meningkat.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah meningkatnya skativitas online oleh mereka yang mencari materi pelecehan seksual anak," ujar De Bolle, Senin (18/5).

Baca Juga: Upaya Facebook Cegah Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Menyadur Channel News Asia, otoritas penegak hukum nasional dari 27 negara di Uni Eropa melihat adanya peningkatan akses ke situs-situs website ilegal yang terkait dengan materi-materi kekerasal seksual terhadap anak. 

Selain itu, intensitas pihak berwenang dalam menutup akses platform berisi materi seks pada anak juga mengalami peningkatan.

"Kami berharap situasi bisa membaik ketika sekolah dibuka kembali di mana para siswa bisa berbicara dengan para guru," sambung De Bolle.

Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Feliphe S)
Ilustrasi sekolah tutup selama pandemi. (Unsplash/Feliphe S)

De Bolle menambahkan, kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan melalui layanan telepon juga mengalami lonjakan selama masa pembatasan wilayah di berbagai negara Uni Eropa.

Maret lalu, laporan Europol menunjukkan kasus kekerasan terhadap anak di Spanyol mengalami rekor tertinggi.

Baca Juga: Nasib 3 Penjual Kasur Usai Kepergok Hendak Mencuri di Rumah Polisi

"Menggunakan internet untuk mengeksploitasi anak secara seksual saat ini (pandemi) lebih mudah dari sebelumnya,"ujar ECPAT, organisasi masyarakat sipil yang berfokus pada eksploitasi seksual komersial terhadap anak.

Para pedofil disebut lebih mudah melakukan kontak dengan anak melalui internet, pun semakin mudah untuk mengakses, mengunduh, memproduksi, hingga berbagi materi pelecehan seksual terhadap anak.

Lebih lanjut disebutkan, hingga kini masih banyak sekolah di negara-neraga Uni Eropa yang ditutup sementara selama periode pembatasan wilayah guna menekan sebaran Covid-19. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI