“Sampai-sampai terjadi pertengkaran fisik, dan para petugas terus melakukan perusakan pemakaman dengan paksa dan tanpa menghormati hak asasi manusia," tulis laporan Washington Post.
Pengacara yang mewakili penduduk desa telah mengeluarkan tiga panggilan pengadilan ke MNC Land antara Desember 2019 dan Februari 2020 untuk membahas badan yang rusak dan hilangnya desa atas tanah pertaniannya.
Tetapi kelompok hukum kecil itu ragu-ragu untuk meningkatkan situasi di pengadilan karena menyadari sumber daya perusahaan jauh lebih unggul dari mereka.
"MNC memiliki banyak orang kuat di pihak mereka," kata Anggi Triana Ismail, salah satu pengacara yang mewakili desa.
Baca Juga: Selain Hangat di Perut, Ini 7 Manfaat Jahe untuk Kesehatan
MNC sendiri mengatakan bahwa tak ada tuntutam hukum yang ditujukan kepada perusahaan akibat dari pengaduan warga.
"Mereka tidak memiliki dasar yang kuat untuk mengajukan gugatan," kata perusahaan.
Trump Organization Enggan Dilibatkan
Pihak Donald Trump, atau lebih tepatnya Trump Organization yang dijalankan kedua anaknya itu enggan dilibatkan atau dikait-kaitkan dengan persoalan itu.
Mereka berargumen bahwa pengembangan taman hiburan dan resor mewah itu adalah kerjasama bisnis di mana MNC murni sebagai perusahaan pengembang.
Baca Juga: Jika Corona Berakhir, Indro Warkop Mau Nyekar ke Makam Dono dan Kasino
"Kami telah diberitahu bahwa ini bukan bagian atau bagian dari perkembangan Trump," kata seorang pejabat Trump Organization dalam sebuah pernyataan.