Suara.com - Meskipun memiliki perbedaan pandangan terhadap kinerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), China dan Amerika Serikat tampaknya sama-sama mendukung evaluasi independen penanganan pandemi virus corona COVID-19 yang dilakukan WHO.
Seruan itu akan disampaikan dalam resolusi yang diinisiasi Uni Eropa (EU), dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia, badan pengambil keputusan WHO, yang diselenggarakan secara virtual pada Senin (18/5/2020) dan diikuti para menteri kesehatan dari seluruh dunia.
Resolusi tersebut juga menyerukan akses yang tepat waktu dan merata untuk diagnostik, obat-obatan, serta vaksin yang aman dan manjur guna memerangi penyakit yang telah menewaskan lebih dari 300 ribu orang di seluruh dunia.
Konsensus yang rapuh itu muncul setelah lebih dari satu minggu perundingan intensif terhadap rancangan resolusi EU, yang masih bisa berubah.
Baca Juga: Pakar Sebut Usia di Bawah 45 Tahun Rentan Jadi Pembawa Virus ke Rumah
"Sepertinya resolusi itu akan diadopsi. Secara politis, saat ini ada kesepakatan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem dan penyelidikan tentang asal-usul (virus), tetapi tidak segera," kata seorang diplomat Eropa kepada Reuters.
"Penting bahwa kita bisa menyetujui resolusi, semuanya," kata dia.
Resolusi EU didukung oleh sejumlah negara termasuk Australia, China, Inggris, Kanada, India, Jepang, dan Rusia.
Nama-nama dalam rancangan resolusi yang dilihat oleh Reuters menunjukkan dukungan dari 116 dari 194 negara di WHO.
Teks tersebut menyerukan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk memulai evaluasi yang tidak memihak, independen, dan komprehensif.
Baca Juga: Najwa Shihab Unggah Foto Peti Mati Bayi, Netizen: Insya Allah Surga
Resolusi mendukung penelitian berkelanjutan, termasuk dalam mengidentifikasi sumber zoonosis atau hewan yang menjadi sumber virus corona COVID-19, dan bagaimana hewan itu bisa sampai menulari manusia.
Resolusi EU tidak merujuk ke China. WHO dan sebagian besar ahli mengatakan virus itu diyakini telah muncul di pasar yang menjual satwa liar di pusat kota Wuhan akhir tahun lalu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pihaknya mengantongi sejumlah bukti yang menyatakan virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan. Sebuah tuduhan yang dibantah China.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan masih terlalu dini untuk meluncurkan penyelidikan tentang asal-usul dan penyebaran virus corona, dan mengatakan Presiden Xi Jinping akan memberikan pidato video saat upacara pembukaan pertemuan WHO.
Duta Besar AS untuk PBB di Jenewa Andrew Bremberg menyatakan harapannya semua pihak akan bergabung dalam konsensus.
Tetapi para diplomat mengatakan bahwa mereka mengharapkan delegasi AS, yang dipimpin oleh Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar, untuk memisahkan diri dari setidaknya dua bagian dalam resolusi, seraya berhenti menghalangi konsensus.
Bagian ini melibatkan referensi hak kekayaan intelektual untuk obat-obatan dan vaksin, dan untuk melanjutkan penyediaan layanan kesehatan seksual dan reproduksi selama pandemi.
Masalah kontroversial tentang partisipasi Taiwan dalam majelis telah ditunda ketika sesi dilanjutkan akhir tahun ini. Meskipun ada upaya keras, Taiwan tidak diundang ke pertemuan minggu ini setelah tekanan dari China. (Antara)