Transpuan Terdiskriminasi saat Wabah Corona: Mereka Raba Payudara Saya

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 18 Mei 2020 | 19:52 WIB
Transpuan Terdiskriminasi saat Wabah Corona: Mereka Raba Payudara Saya
[BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Monica merasa dia harus membantu keluarga. Dia mendengar bahwa ada permintaan untuk pekerja seks transgender di Panama City dan uang yang dihasilkan lumayan.

Monica, masih anak-anak saat itu, memutuskan bahwa itu akan menjadi cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di toko yang menjual bahan makanan, pemilik toko meminta maaf dan menjelaskan kepada Monica bahwa itu bukan keinginannya untuk memintanya pergi. Permintaan itu datang langsung dari polisi.

Meski pekerjaan seks di Panama legal, itu tidak berarti tanpa stigma, dan Monica mengatakan polisi di lingkungan telah mengejeknya selama bertahun-tahun. Mereka meneriakkan kata-kata homofobia dan transfobia ketika ia pergi bekerja.

Baca Juga: Ferdian Paleka Ditahan, ICJR Desak Polisi Bantu Pemulihan Transpuan

Pada usia 38, dia sudah mengalami hinaan itu selama 24 tahun.

"Banyak orang trans bekerja sebagai pekerja seks di kota ini," kata Monica. "Apakah ini pilihan pertama kami? Tidak, tapi ini biasa dan itu artinya saya bisa mengurus keluarga saya."

Sejak lockdown dimulai, pekerjaan terhenti, dan keuangannya semakin sulit.

Delapan anggota keluarga berbagi rumah. Kedua saudara perempuannya memiliki anak, totalnya sebanyak empat orang.

Kedua saudara perempuannya itu lajang, yang satu baru-baru ini meninggalkan hubungan yang dipenuhi kekerasan, dan yang satunya tidak bekerja. Begitu juga ibu Monica.

Baca Juga: 5 Fakta Terungkap Usai Penangkapan Ferdian Paleka Pelaku Prank Transpuan

Setibanya di rumah, telepon Monica dipenuhi pesan WhatsApp.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI