Menulis di The Conversation, mereka berdua menyoroti bagaimana manusia bisa berkompromi dengan 'normal yang baru' atau the new normal agar tetap mendapat kebutuhannya, termasuk perihal bermain.
"Ketika kota-kota dikonfigurasikan ulang di bawah pembatasan pandemi, ini adalah waktu yang penting untuk tidak hanya merefleksikan perubahan praktik kerja tetapi juga permainan," tulis laporan tersebut dikutip Suara.com, Senin (18/5/2020).
Dalam tulisannya, Larissa Hjorth dan Sybille Lammes memaparkan manusia bisa mengubah landscape hunian atau rumah yang ditinggal menjadi 'taman bermain'.
Caranya, seseorang harus memetakan ulang terkait benda dan tempat-tempat mana saja di rumah yang kerap disinggahi atau digunakan untuk beraktivitas.
Baca Juga: Thailand Laporkan 3 Kasus Baru, Pelonggaran Karantina Tetap Jalan
"Sekarang mobilitas kita telah terbatas pada ukuran prangko-perangko domestik, permainan bahkan jadi lebih menonjol," tulis laporan The Conversation.
"Seperti yang ditunjukkan oleh peta artis Kera Hill dengan pedih, bagaimana kita dengan ceria dapat menata kembali habitat kita?"
Kendati terlihat menyedihkan lantaran pergerakan orang-orang akan tetap terbatas di rumah, panduan itu setidaknya mengajak manusia lebih kreatif dalam menghabiskan waktu di rumah.
Mereka, tulis laporan itu, jadi lebih terperinci dalam melakukan sebuah kegiatan. Tips itu setidaknya membuat seseorang bisa meminimalisasi penggunaan teknologi, dan benar-benar beraktifitas dengan menggunakan kedua kakinya.
"Covid-19 telah menyingkap ketidakseimbangan geografis di kota-kota."
Baca Juga: Nenek-nenek Dirampok di Kamar Mandi, Leher hingga Tangan Disayat Pelaku
"Tetapi juga menunjukkan bagaimana kita dapat menata kembali permainan ketika kita didorong ke tingkat ekstrim dan bisa tetap terhubung dengan cara yang penuh harapan."