Kubur Jenazah Pasien Diam-diam, Nikaragua Tutupi Jumlah Kasus Covid-19

Senin, 18 Mei 2020 | 16:39 WIB
Kubur Jenazah Pasien Diam-diam, Nikaragua Tutupi Jumlah Kasus Covid-19
Jenazah pasien corona di Nicaragua di bawa ke pemakaman. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Nikaragua Daniel Ortega diduga berusaha menyembunyikan jumlah kasus infeksi Covid-19 dengan cara melakukan penguburan pasien secara diam-diam.

Nikaragua sendiri saat ini hanya mencatatkan 25 kasus infeksi virus corona Covid-19, dengan delapan di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Namun, data resmi yang dikeluarkan pemerintah Nikaragua tersebut diragukan banyak pihak. Pemerintahan Daniel Ortega dituding menyembunyikan data kasus positif yang sebenarnya.

Tim medis diberbagai rumah sakit Nikaragua melaporkan banyak pasien yang datang dengan keluhan pernapasan. Beberapa diantaranya bahkan tidak tertolong atau meninggal dunia.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polri Telah Bubarkan 1,3 Juta Kerumunan Massa

Jenazah pasien corona di bawa ke pemakaman. [AFP]
Jenazah pasien corona di Nicaragua di bawa ke pemakaman. [AFP]

Dilaporkan, pasien-pasien meninggal yang belum di tes Covid-19 langsung di bawa menggunakan truk dan dimakamkan tanpa persetujuan keluarga.

Para keluarga yang coba melawan atau membocorkan informasi itu, kabarnya mendapat ancaman dari pihak militer. Mereka dipaksa untuk tutup mulut.

"Para pelayat terpaksa mengejar truk dengan peti mati untuk mencari tahu di mana orang yang mereka cintai dikuburkan," kata anggota oposisi Koalisi Nasional seperti dikutip AFP, Senin (18/5/2020).

Kondisi itu juga yang menyebabkan kelompok hak asasi manusia dan para ahli percaya jumlah infeksi Covid-19 di Nikaragua sejatinya jauh lebih tinggi.

Penggali makam menutup lobang kubur jenazah pasien virus corona di Nicaragua. [AFP]
Penggali makam menutup lobang kubur jenazah pasien virus corona di Nicaragua. [AFP]

"Kami memasuki fase penyebaran virus yang cepat di masyarakat," kata ahli epidemiologi Alvaro Ramirez.

Baca Juga: Kucing-kucingan Berdagang saat PSBB, Ratusan Kios Tanah Abang Disegel

"Ketika kurva eksponensial (model pertumbuhan kuantitas-red) terus meningkat dan semakin banyak orang terinfeksi, situasi akan kacau."

Kebijakan penanganan Covid-19 di Nikaragua memang telah memancing kritik.

Berbeda dengan negara-negara Amerika Latin lainnya, Nikaragua enggan melakukan langkah-langkah pembatasan sosial yang signifikan.

Pemerintah masih membuka sekolah dan kantor-kantor. Acara-acara besar seperti liga sepak bola nasional juga tetap diizinkan bergulir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI