Disentil Obama soal Corona, Donald Trump: Dia Presiden yang Tidak Kompeten

Senin, 18 Mei 2020 | 13:17 WIB
Disentil Obama soal Corona, Donald Trump: Dia Presiden yang Tidak Kompeten
Barack Obama dan Donald Trump. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyerang balik Barack Obama yang sebelumnya mengritik Pemerintah AS terkait penanganan pandemi virus Corona Covid-19.

Menyadur The Guardian, Donald Trump mengritik balik Obama dengan menyebut mantan Presiden AS itu sangat tidak kompeten selama masa jabatannya dari 2009-2017.

"Dengar, dia adalah presiden yang tidak kompeten, hanya itu yang bisa saya katakan. Sangat tidak kompeten," kata Donald Trump dikutp dari The Guardian, Senin (18/5/2020).

Presiden berusia 73 tahun itu membantah tudingan Obama yang menyebut penanganan Covid-19 di Amerika Serikat tidak kompeten. Menurut Trump, pihaknya telah membuat banyak kemajuan.

Baca Juga: Hubungan Antara Sanitasi di Lingkungan dan Stunting pada Balita

Barack Obama. (AFP)
Barack Obama. (AFP)

“Kemajuan yang luar biasa sedang dibuat di banyak bidang, termasuk menyiapkan obat untuk wabah mengerikan ini yang telah menimpa negara kita,” kata Trump.

“Itu adalah akhir pekan yang produktif, itu adalah akhir pekan yang baik. Banyak hal baik telah terjadi.”

Sebelumnya, Barack Obama mengritik penanganan Amerika Serikat dalam memerangi Covid-19.

Presiden ke-44 Amerika Serikat itu menyebut Donald Trump dan koleganya tak bertanggung jawab dan hanya mementingkan diri sendiri.

Saat menghadiri acara penghormatan lulusan sekolah menengah nasional yang disiarkan CNN, Sabtu (16/5/2020), Obama lewat pidato virtual menyindir kepemimpinan Donald Trump seperti anak kecil.

Baca Juga: Aman Berselancar di Internet Tanpa Was-was, Begini Caranya

"Melakukan apa yang terasa enak, nyaman, mudah, itulah yang dipikirkan anak kecil," kata Obama, seperti dikutip New York Post, Minggu (17/5/2020).

"Sayangnya, banyak yang disebut orang dewasa, termasuk beberapa dengan jabatan mewah dan pekerjaan penting, masih berpikiran seperti itu, dan itulah sebabnya banyak hal kacau."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI