Tak Ada Lebaran Bagi Tenaga Medis, 'Mimpi yang Sudah Disimpan dalam Lemari'

Dany Garjito Suara.Com
Senin, 18 Mei 2020 | 12:48 WIB
Tak Ada Lebaran Bagi Tenaga Medis, 'Mimpi yang Sudah Disimpan dalam Lemari'
Tenaga medis. [BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, Menteri Agama, Fachrul Razi juga sempat melontarkan opsi untuk melonggarkan pembatasan sosial di tempat ibadah. Hal ini ia ungkapkan saat rapat kerja secara virtual dengan Komisi VIII DPR, Senin (11/05).

'Rencana menteri sebatas rencana saja'

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sriprahastuti mengatakan tak ada sikap Presiden Joko Widodo untuk melonggarkan pembatasan sosial. "Pertemuan terakhir, beliau masih menyampaikan bahwa, masih konsisten seperti yang kita pahami, bahwa PSBB masih dijalankan. Tidak ada pelonggaran," katanya kepada BBC News Indonesia, Kamis (14/05).

Selain itu, wacana yang dilontarkan sejumlah menteri, kata Brian, masih sebatas rencana. Sebab, Jokowi sudah menetapkan untuk meneruskan PSBB. "Jangan dirancukan dengan yang disampaikan kementerian teknis ya. Mereka mungkin punya rencana, tapi masih rencana sebatas rencana, belum menjadi sebuah kebijakan," katanya.

Baca Juga: Fadli Zon Prihatin: Tenaga Medis Seperti Ditembaki Kawan Sendiri

Pembatasan sosial jangan dikendorkan

Juru bicara Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik meminta pemerintah konsisten dalam menerapkan kebijakan pembatasan sosial. "Berharap kebijakan itu tetap konsisten tidak kendor, tidak ada pelonggaran, kemudian tenaga medis, fasilitas kesehatan sistem kesehatan bekerja seoptimal mungkin," kata Halik

Jika kebijakan pembatasan sosial dilonggarkan, dikhawatirkan tenaga kesehatan sebagai garda terakhir akan kewalahan menangani pasien yang terus berdatangan. "Kalau penularannya dibiarkan terus meluas, episentrumnya kan terus bertambah, akhirnya semakin sulit untuk diatasi," kata Halik.

Di sisi lain, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah mengatakan pemerintah perlu meninjau ulang segala kebijakan yang berkaitan dengan PSBB. Sebab, sampai saat ini kurva orang yang terjangkit Covid-19 masih belum kelihatan pada sampai puncaknya.

Seorang perawat dan kedua orang tuanya meninggal karena corona, 'Mereka berpegangan tangan' Kisah lima perawat di empat benua yang memerangi Covid-19: 'Saya bangga dengan pekerjaan saya' Wacana simulasi pelonggaran PSBB: 'Apa yang mau dilonggarkan? Ini sudah longgar sekali'

Baca Juga: Protes, Tenaga Medis Balik Badan saat PM Belgia Berkunjung ke RS

"Tiap hari (pemerintah) memberikan penjelasan PSBB, di sisi lain, mulai ada transportasi yang memungkinkan orang bisa berkumpul, dan lain sebagainya," kata Harif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI