Suara.com - India sebagai salah satu negara di Asia yang sangat terdampak akhirnya memperpanjang masa pembatasan wilayah atau lockdown. Awal diterapkan pada 25 Maret kemudian diperpanjang hingga akhir Mei.
Menyadur Al Jazeera, India akan memperpanjang masa lockdown hingga 31 Mei dalam rangka membatasi penularan virus corona. Selain itu, jumlah kasus yang sudah melebihi China dan terjadi bentrok antara migran dan polisi juga menjadi salah satu alasan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, sekolah, tempat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum lainnya sebagian besar tetap ditutup, meskipun peraturan akan dilonggarkan di beberapa daerah dengan jumlah kasus yang rendah.
"Aturan baru akan memungkinkan relaksasi dalam pembatasan wilayah," ujar kementerian melalui akun Twitter.
Baca Juga: Lagi! India Perpanjang Masa Lockdown Corona Hingga 31 Mei
Pertemuan besar masih dilarang, kecuali di luar zona dengan jumlah kasus aktif yang tinggi semua kegiatan akan diizinkan. Hal tersebut berpotensi memungkinkan perdagangan dan industri dibuka kembali di beberapa wilayah negara.
Ketentuan tentang penetapkan zona pembatasan akan diputuskan oleh otoritas distrik.
Hingga kini India telah melaporkan kasus lebih banyak kasus dari China, meskipun kematiannya tetap jauh lebih rendah dari China. Menurut data Worldometers, kasus positif di India hingga Senin (18/05) berjumlah 96.169, lebih tinggi dari China dengan 82.954 kasus.
Lockdown di India juga memicu krisis bagi ratusan juta orang India yang bergantung pada upah harian untuk bertahan hidup. Kondisi tersebut memicu banyak migran yang berusaha untuk kembali ke desa dengan perjalanan yang melelahkan, bahkan ada yang berjalan kaki atau menumpang truk.
Di Rajkot di negara bagian barat Gujarat, lebih dari 1.500 pekerja migran memblokir jalan, merusak puluhan kendaraan dan melemparkan batu ke polisi pada hari Minggu (17/05), setelah dua kereta khusus yang seharusnya membawa mereka pulang dibatalkan.
Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 India Lampaui China, Tembus 80 Ribu Kasus
"Para buruh tidak berkumpul untuk tujuan kekerasan. Dua atau tiga kereta telah dijadwal ulang, tetapi para pekerja salah mengerti bahwa kereta telah dibatalkan dan terpaksa melakukan kerusuhan," kata Balram Meena, kepala polisi Rajkot, kepada media setempat.