Suara.com - #IndonesiaTerserah, Anita Wahid: Masyarakat Lelah Pemerintah Tidak Jelas
Putri ketiga Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Anita Ashvini Wahid menanggapi timbulnya tagar terkait penanganan Covid-19 yang belakangan viral di media sosial Twitter. Tagar yang dimaksud ialah #IndonesiaTerserah.
Presidium MAFINDO itu memandang, kehadiran tagar #IndonesiaTerserah merupakan luapan kelelahan masyarakat atas sikap pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait Covid-19 yang dirasa membingungkan, bahkan cenderung tidak jelas.
"Hashtag #IndonesiaTerserah itu benar-benar menggambarkan kelelahan warga masyarakat terhadap cara kerja pemerintah yang kayanya itu gak jelas arahnya mau ke mana. Bagaimana mereka ya itu tadi ya sibuk saling salah-salahan dengan pemerintah daerah, sibuk saling tunggu-tungguan terutama masalah data gitu," kata Anita dalam Syndicate Forum Online di akun Youtube PARA Syndicate, Minggu (17/5/2020).
Baca Juga: Dokter Temukan Cara Perbesar Penis Aman Dalam Satu Jam, Siapa Mau?
Anita mencontohkan, dalam persoalan pendistribusian bantuan sosial ada perbedaan dan saling menyalahkan antara pemerintah daerah dan pusat. Diketahui dalam pendistribusian bansos terjadi permasalahan mengenai data penerima.
"Sekarang kan masalah bansos ini pemerintah bilang mereka menunggu data dari pemerintah daerah, terus sementara itu kades-kades pada bilang bahwa ini bagaimana sih data dari pemerintah kok berantakan begini. Jadi akhirnya gak jelas nih siapa yang akhirnya bertanggung jawab atas permasalahan data itu," ujar Anita.
Seperti diketahui, tagar #Indonesiaterserah di media sosial juga merupakan luapan kekesalan tenaga medis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang justru berpotensi memperluas penyebaran Covid-19.
Beberapa kebijakan yang disoroti tenaga medis di antaranya adalah pengecualian pergerakan masyarakat keluar kota hingga diperbolehkannya warga berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang dibolehkan kembali bekerja di kantor.
Di sisi lain, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dokter Brian Sriprahastuti, menanggapi hal itu dengan menegaskan bahwa pemerintah tetap konsisten menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca Juga: Vatikan Diminta Selidiki Skandal Pelecehan Seksual di Gereja Katolik
"[Sesuai] prinsip PSBB, individu masih boleh beraktivitas tapi dibatasi, termasuk work from home (bekerja dari rumah) dengan pengecualian," ujarnya dalam pesan tertulis pada BBC News Indonesia, hari Jumat (15/05).