Awal tahun ini, sebetulnya muncul secercah harapan di Afghanistan, ketika Amerika Serikat dan kelompok militan Taliban meneken perjanjian penarikan pasukan Amerika.
Tetapi perundingan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban gagal karena terganjal dengan pembebasan tahanan, dan kekerasan terus terjadi.
Perdamaian tampak jauh dari harapan, bahkan sebelum serangan pada Selasa itu.
"Kita tidak boleh membiarkan orang lupa," kata Baktash.
Baca Juga: Kisah Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang
"Kita harus menarik perhatian orang terhadap masalah ini."
"Masalah penyerangan terhadap rumah sakit bersalin dan pembunuhan terhadap ibu-ibu dan perawat dan bayi yang baru lahir...itu terlalu menyedihkan.
"Ketika kita berbicara dengan warga di Kabul, mereka berputus asa. Tidak ada akhirnya."
Taliban menyatakan tidak terlibat dalam serangan di rumah sakit Dasht-e-Barchi, tetapi Presiden Ashraf Ghani mengatakan kelompok militan itu mengabaikan seruan agar menghentikan kekerasan dan memerintahkan serangan terhadap mereka.
Pandemi virus corona menambah persoalan dan kekhawatiran yang dialami oleh warga Afghanistan dalam situasi yang sudah sulit.
Baca Juga: Kisah Firooza Omar, Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang
Bahkan sebelum terjadi pandemi, banyak orang kesulitan mencari pekerjaan.