Kisah Jurnalis Perang di Afghanistan: Tidak ada Berita yang Positif

Minggu, 17 Mei 2020 | 22:25 WIB
Kisah Jurnalis Perang di Afghanistan: Tidak ada Berita yang Positif
Perang di Afghanistan (BBC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Serangan di Kabul dilancarkan pada Selasa pagi dan warga setempat mengaku mendengar dua ledakan dan disusul bunyi tembakan.

Seorang dokter yang berhasil melarikan diri selama serangan itu mengatakan kepada BBC bahwa ada sekitar 140 orang yang berada di rumah sakit saat orang-orang bersenjata menyerang.

Pasukan khusus Afghanistan menyelamatkan 100 orang perempuan dan anak-anak, kata para pejabat kepada BBC.

Bertumpahan darah

Baca Juga: Kisah Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang

Tiga orang penyerang, yang dilaporkan mengenakan seragam polisi, semuanya dibunuh oleh petugas keamanan setelah terjadi baku tembak selama berjam-jam.

"Kita tidak tahu apa yang ada di benak orang-orang yang menyerang rumah sakit bersalin dan membunuh sejumlah ibu dan bayi. Saya tidak mengerti," ungkap Baktash.

Tak lama setelah serangan di rumah sakit bersalin di Kabul, muncul berita lain tentang seorang pengebom yang membunuh sedikitnya 32 orang dalam acara pemakaman di kota Nangarhar, di wilayah timur Afghanistan.

Kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS mengatakan berada di balik serangan pemakaman komandan polisi di Nangarhar yang dihadiri oleh ribuan orang tersebut.

"Remaja, pemuda terbunuh di masjid," jelas Baktash.

Baca Juga: Kisah Firooza Omar, Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang

"Tiba-tiba seluruh negeri bertumpahan darah. Saya tahu ini adalah masa yang sulit bagi semua orang, tetapi Selasa itu adalah hari yang seram."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI