Suara.com - Sejumlah tenaga medis di Indonesia menumpahkah kekesalan terhadap apa yang mereka sebut sebagai kebijakan pemerintah yang "berpotensi memperluas penyebaran Covid-19" dengan menggunakan tagar #Indonesiaterserah di media sosial.
Beberapa kebijakan yang disoroti tenaga medis di antaranya adalah pengecualian pergerakan masyarakat keluar kota hingga diperbolehkannya warga berusia di bawah 45 tahun di 11 sektor yang dibolehkan kembali bekerja di kantor.
Jumlah tes Covid-19 tak konsisten, peneliti: 'Puncak pandemi Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi' Sejumlah daerah tak diizinkan terapkan PSBB, pemda 'perlu bersiasat terapkan isolasi' PSBB Jakarta mulai 10 April selama dua minggu, namun berapa lama perlu diterapkan untuk menekan angka Covid-19?Di sisi lain, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dokter Brian Sriprahastuti, menanggapi hal itu dengan menegaskan bahwa pemerintah tetap konsisten menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"[Sesuai] prinsip PSBB, individu masih boleh beraktivitas tapi dibatasi, termasuk work from home (bekerja dari rumah) dengan pengecualian," ujarnya dalam pesan tertulis pada BBC News Indonesia, hari Jumat (15/05).
Baca Juga: Lab Pemeriksa Covid-19 Kemenkes Batal Libur Lebaran Setelah Viral Mau Tutup
'Perhatian banyak orang' di media sosialPakar kesehatan masyarakat Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Joko Mulyanto, turut membagikan satu foto tenaga kesehatan yang memegang kertas bertuliskan "Indonesia terserah, suka-suka kalian" di akun Twitter-nya, hari Kamis (14/05).
Joko mengatakan foto itu bukan miliknya, tapi beredar di salah satu grup WhatsApp tempat ia bergabung.
https://twitter.com/jkmulyanto/status/1260880506016526341
Cuitan itu dibagikan lebih dari 11.000 orang dan disukai lebih dari 24.000 orang hingga Jumat (15/05) sore.
Ia mengatakan terkejut foto itu dibagikan begitu banyak orang di media sosial.
Baca Juga: CEK FAKTA: Foto Bebas Naik Pesawat, 'Indonesia Terserah Lu Aja, Benarkah?
"Dalam pandangan saya, [foto] itu di-retweet dan di-like begitu banyaknya orang, berarti kegelisahan itu memang mungkin menjadi concern (perhatian) banyak orang di media sosial," kata Joko.