Kisah Ibu Melahirkan Saat Insiden Penyerangan Rumah Sakit Bersalin di Kabul

Sabtu, 16 Mei 2020 | 11:24 WIB
Kisah Ibu Melahirkan Saat Insiden Penyerangan Rumah Sakit Bersalin di Kabul
Seorang perawat rumah sakit Ataturk Children memberi susu ke bayi yang selamat dari insiden serangan id rumah sakit Barchi, Kabul. ( AFP/Wakil Kohsar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang ibu tengah dalam proses persalinan saat tiga pria bersenjata menyerang rumah sakit bersalin di Kabul, Afghanistan, Selasa (12/5) lalu.

Selama pelaku menembaki isi rumah sakit, tak kurang dari sepuluh ibu berlindung di kamar yang memilliki pintu berlapis baja, ruangan yang umum di Afghanistan untuk melindungi penghuninya dari serangan tembakan dan roket.

Menyadur dari Channel News Asia, salah satu dari para ibu tersebut ternyata telah memasuki waktu bersalin.

Menurut penuturan seorang bidan yang saat itu berada di lokasi, ibu tersebut akhirnya melakukan proses persalinan dengan bantuan bidan tanpa menggunakan alat kesehatan apapun.

Baca Juga: Legislator Minta Relaksasi Transportasi Umum Dihentikan

"Kami membantunya dengan tangan kosong, kami tidak punya apa-apa di ruangan kecuali kertas toilet dan syal kami," ujar bidan yang tak ingin disebutkan namanya itu kepada AFP.

Selama proses persalinan, si ibu berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara, meski ia merasakan rasa sakit yang bukan main.

Pasukan keamanan Afganistan melakukan mengevakuasi korban penyerangan rumah sakit di Kabul. (AFP/STR)
Pasukan keamanan Afganistan melakukan mengevakuasi korban penyerangan rumah sakit di Kabul. (AFP/STR)

Beruntung, sang bayi berjenis kelamin perempuan tersebut bisa dilahirkan dengan selamat.

"Ketika bayi itu lahir, kami memotong tali pusar menggunakan tangan kosong," kenangnya.

Bidan tersebut bahkan harus menutup mulut bayi supaya suara tangisnya tak terdengar. Kemudian, menyelimutinya dengan kain kerudung.

Baca Juga: Batalyon Brimob Polda DIY Bagikan Menu Buka Puasa, Warga Menangis Haru

Sementara di luar kamar, penyerang masih terus melancarkan tembakan dan geranat di dalam gedung rumah sakit. Mereka menyisir setiap kamar dan melakukan penyerangan.

Para penyerang bahkan sempat meminta para penghuni kamar lapis baja untuk membukakan pintu.

"Tapi kami tahu mereka bukan (anggota pasukan keamanan)," sambungnya.

Serangan yang terjadi selama berjam-jam tersebut akhirnya berakhir setelah pasukan keamanan Afghanistan berhasil membunuh tiga penyerang.

Insiden penyerangan rumah sakit bersalin Barchi oleh tiga pria yang menyamar sebagai polisi ini, menewaskan 24 penghuni rumah sakit yakni para perawat, ibu, dan bayi.

Setelah serangan, 18 bayi yang selamat langsung dilarikan ke rumah sakit lain guna mendapatkan perawatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI