"Kami mendorong orang untuk mempraktikkan kebersihan tidur yang baik di sini," kata Dr Tomar.
Ketika Tomar tiba, ia waspada akan bahaya lanskap Antartika.
"Ada ancaman yang terus-menerus terhadap kehidupan saat Anda di sini," katanya.
"Lapisan es yang luas penuh dengan celah tersembunyi untuk jatuh ke dalamnya."
Baca Juga: Dua Etnis Rohingya Positif Corona, Ribuan Orang Terancam
Tapi sekarang, dia lebih takut pada orang-orang di rumah. Dunia seperti yang diketahui oleh Tomar bisa berubah tanpa bisa dikenali selama setahun di benua beku.
Sementara ia telah dilatih untuk isolasi sosial, rekan senegaranya di rumah belum.
"Saya benar-benar berharap bisa melayani negara saya pada saat dibutuhkan," katanya.
"Tidak ada yang pernah menyaksikan sesuatu seperti krisis yang sedang berlangsung. Aku berharap bisa melihat dunia yang sama lagi ketika kita pulang."
Baca Juga: Jumlah Pasien Positif Corona di Bali Diduga Lebih Banyak dari Data Resmi