"Sekarang virus telah memasuki permukiman pengungsi terbesar di dunia di Cox's Bazar. Kami melihat prospek yang sangat nyata bahwa ribuan orang kemungkinan akan meninggal akibat Covid-19," kata Dr Shamim Jahan, Direktur kesehatan organisasi Save the Children di Bangladesh, dalam sebuah pernyataan.
"Pandemi ini dapat membuat Bangladesh mundur sekian dekade," katanya.
Manish Agrawal, salah-seorang pimpinan organisasi kemanusiaan International Rescue Committee (IRC) di Bangladesh, mengatakan bahwa ada 40.000 hingga 70.000 orang pengungsi tinggal per kilometer persegi.
"Itu setidaknya 1,6 kali kepadatan populasi di atas kapal pesiar Diamond Princess, tempat penyakit ini menyebar empat kali lebih cepat daripada di Wuhan saat puncak wabah," katanya kepada kantor berita Reuters, merujuk pada sebuah kapal pesiar di Jepang.
Baca Juga: Covid-19 Ditemukan di Kamp Pengungsian Rohingya Terbesar, 2 Orang Positif
Siapa kelompok etnis Muslim Rohingya?
Masyarakat Rohingya, yang berjumlah sekitar satu juta jiwa di Myanmar pada awal 2017, adalah salah satu dari banyak etnis minoritas di negara itu. Mereka mengalami penganiayaan selama beberapa generasi.
Eksodus terakhir orang-orang Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dimulai pada Agustus 2017 setelah kelompok gerilyawan Rohingya melancarkan serangan mematikan di Myanmar terhadap lebih dari 30 pos polisi.