Kabul menjadi saksi melimpahnya kekerasan selama empat dekade terakhir akibat perang dan konflik.
Namun pembunuhan pada pekan ini terhadap sejumlah bu dan bayi mereka yang baru lahir akan diingat sebagai salah satu insiden terburuk.
Firooza mengatakan dia merasa tertekan dengan siklus kekerasan yang tampaknya tidak pernah berakhir di kota asalnya.
"Alih-alih dipeluk oleh ibu mereka, bayi-bayi ini berada di rumah sakit, diberi makan oleh orang asing," dia berkata.
Baca Juga: Kematian akibat Corona Covid-19 di Amerika Lampaui Korban Perang Vietnam
Sebagai seorang psikiater yang terlatih, Firooza ingin memainkan peran proaktif dalam masyarakat untuk menyembuhkan luka dan rasa sakit yang diderita banyak keluarga Afghanistan.
'Senang membesarkan anak'
Dia telah menghubungi sejumlah temannya untuk mengumpulkan uang guna membeli popok dan susu bubuk, ketika bayi-bayi itu tidak bisa disusui.
Dia mengatakan, bayi-bayi yang tidak terluka saat ini sudah dikeluarkan dari Rumah Sakit Anak Ataturk. Adapun yang terluka masih dirawat.
Namun demikian dia mengkhawatirkan bayi-bayi yang tidak memiliki keluarga.
Baca Juga: Kematian Akibat Corona di AS Lampaui Korban Perang Vietnam, Ini Faktanya
"Prioritas saya adalah bayi-bayi yatim." kata Firooza.