Suara.com - Surat sehat COVID-19 palsu dijual dengan harga Rp 100 ribu perlembar di Pelabuhan Gilimanuk Bali. Surat sehat COVID-19 palsu itu dijual ke pemudik yang ingin ke Pulau Jawa.
Hal itu diumumkan Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar I Ketut Gede Adi Wibawa saat mengadakan jumpa pers terkait pengungkapan kasus tersebut, di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Jumat (15/5/2020).
Kepolisian Resor (Polres) Jembrana, Bali pun membongkar praktik haram itu. Polisi menangkap 7 orang pemalsu surat keterangan sehat COVID-19. Mereka ditangkap saat mau ke Pulau Jawa lewat Pelabuhan Gilimanuk.
Tujuh orang pelaku ini dijerat dengan 263 atau 268 KUHP dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.
Baca Juga: Stress Anak Positif Corona, Kakek Tukiran Gantung Diri di Pesantren
Dari penyelidikan yang dilakukan, pihaknya menangkap Wid, RF dan PEA yang seluruhnya warga Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Negara serta IA yang warga Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Selain empat orang itu, polisi juga menangkap, FMN yang warga Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung serta BSP dan SWP yang warga Kelurahan Gilimanuk.
Mereka sama-sama melakukan tindak pidana menjual surat keterangan sehat palsu. Kedua kelompok itu berbeda, tapi modusnya sama. Kelompok Wid, RF, PEA dan IA telah menjual 15 lembar surat keterangan sehat palsu dengan harga antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu perlembar.
Berdasarkan keterangan IA dan RF, mereka mendapatkan surat keterangan sehat palsu itu dari Wid dengan cara membeli Rp 25 ribu perlembar, Kemudian mereka menggandakan di tempat percetakan milik SWP.
Sedangkan Wid mengaku, menggandakan surat tersebut bersama PEA, setelah ia menemukan surat itu di depan salah satu minimarket di Kelurahan Gilimanuk.
Baca Juga: Kota Bandung Kebingungan Atasi Pemudik Lokal di Tengah Wabah Corona
"Jadi, pelaku Wid, selain menggandakan dan menjual langsung ke masyarakat yang akan menyeberang ke Jawa, juga menjual surat itu kepada pelaku IA dan RF yang kemudian menggandakan sendiri," kata Adi.