Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim pemerintah tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk memulihkan sektor pariwisata yang lumpuh akibat pandemi virus corona.
Namun, klaim tersebut mendapat sanggahan dari aktivis gerakan KAWAL COVID, Ainun Najib.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Ainun Najib justru mengatakan sektor pariwisata Indonesia tidak akan pulih.
"Pariwisata tidak akan pulih, realistis saja," cuitnya seperti dikutip Suara.com, Kamis (14/5/2020).
Baca Juga: Rick Bright: Musim Dingin Paling Kelam Mengancam Amerika Serikat
Bukan tanpa sebab, Ainun Najib menyebutkan bahwa pendapatnya tersebut mengacu pada asumsi para pakar yang berkesimpulan bahwa pandemi virus corona sulit dimusnahkan.
"WHO bahkan menyatakan virus ini mungkin tak akan pernah hilang dari muka bumi," sambungnya.
Maka dari itu, kata Ainun Najib, warga mesti menahan diri untuk tidak berwisata kecuali dalam kondisi mendesak demi menghindari penularan virus.
Pun apabila ingin memulihkan pariwisata seperti sediakala, ia menyebut semestinya pemerintah fokus dengan penanganan corona yang dinilai masih banyak celah. Terutama mengenai data kasus yang dinilai tidak transparan.
"Pulihkan dulu kepercayaan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia atas transparansi data dan penanganan wabah," terang Ainun Najib.
Baca Juga: Antisipasi Takbiran Keliling, Polda Metro Tambah Personel
Dengan begitu, ungkapnya, wisatawan domestik dan mancanegara memiliki kepercayaan bahwa wilayah Indonesia aman dari .pandemi. Bukan zona merah yang ditutupi oleh alibi zona hijau.
Ainun Najib mengatakan bahwa Indonesia seharusnya mencontoh negara lain seperti Taiwan, Vietnam dan Selandia Baru jika ingin memulihkan pariwisata.
Diketahui tiga negara tersebut menjadi model percontohan karena sukses memerangi pandemi virus corona, terbukti dengan jumlah penambahan kasus 0.
"Tunjukkan bahwa karantina contact tracing berjalan baik. Raih kepercayaan dunia bahwa Indonesia adalah zona hijau. Bali? Tunjukkan terisolasi," terang Ainun Najib.
Ia lantas mengatakan bahwa yang dimaksud zona hijau adalah sektor ekonomi bangkit kembali bersamaan sektor pariwisata yang mencoba dipulihkan.
Sedangkan zona merah berarti, wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara belum mempercayai kondisi aman pariwisata suatu negara.
Untuk itu, ia kembali menegaskan Indoesia harus benar-benar menunjukkan bahwa negara dan warganya secara sepenuhnya terbebas dari virus corona tanpa ada data yang ditutup-tutupi.
"Hijau itu beneran hijau, bukan "kami bebas virus corona karena kami tidak tes dan tutupi data"," tulis Ainun Najib, memungkasi.
Pendapat Ainun Najib tersebut merupakan komentar atas pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden.
Untuk diketahui, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko meminta sektor pariwisata senantiasa bersiap melakukan pemulihan pascapandemi Covid-19.
Ia mengacu pada pernyataan presiden yang memprediksi tahun depan akan terjadi booming di sektor pariwisata.
Dikutip dari Antara, Moeldoko lantas menyatakan bahwa sejauh ini pemerintah telah menyiapkan tiga langkah penting sebagai bagian dari upaya pemulihan sektor pariwisata.
Ketiganya yakni: 1) program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang tepat sasaran, 2) relokasi anggaran Kemenparekraf yang diarahkan pada program padat karya dan 3) menyiapkan stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.