Ilmuan: Sungai Amazon Bisa Jadi 'Zona Merah' Covid-19 Berikutnya

Kamis, 14 Mei 2020 | 17:28 WIB
Ilmuan: Sungai Amazon Bisa Jadi 'Zona Merah' Covid-19 Berikutnya
Ilustrasi sungai amazon. (Pexels/@Ian Turnell)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah muncul pertama kali di China dan kini Amerika Serikat sedang menjadi episentrum pandemi Covid-19, peneliti melihat peluang tempat lain yang bisa menjadi 'zona merah' berikutnya.

Seorang ekolog Brasil, David Lapola memperingatkan pandemi berikutnya bisa datang dari hutan hujan Amazon yang mengatakan penjarahan habitat hewan meningkat di sana karena deforestasi yang merajalela.

Para peneliti mengatakan urbanisasi daerah yang dulu liar berkontribusi terhadap munculnya penyakit zoonosis - yang berpindah dari hewan ke manusia.

Penyakit zoonisis itu termasuk virus corona baru, yang diyakini para ilmuwan berasal dari kelelawar sebelum ditularkan ke manusia di provinsi Hubei kemudian mengalami urbanisasi.

Baca Juga: Tertinggi di Amerika Selatan, Kasus Virus Corona Brasil Tembus 180.000

Pria berusia 38 tahun yang mempelajari bagaimana aktivitas manusia akan membentuk kembali ekosistem hutan tropis di masa depan, mengatakan proses yang sama juga terjadi di Amazon.

"Amazon adalah tempat penyimpanan virus yang sangat besar," katanya kepada AFP dalam sebuah wawancara.

 Kawasan hutan Amazon. (Shutterstock)
Ilustrasi kawasan hutan Amazon. (Shutterstock)

Menyadur AFP, Hutan hujan terbesar di dunia menghilang dengan sangat cepat. Tahun lalu, di tahun pertama Presiden Jair Bolsonaro, presiden sayap kanan menjabat, penggundulan hutan di Amazon Brasil melonjak 85 persen, menjadi lebih dari 10.000 kilometer persegi (3.900 mil persegi), atau hampir seukuran Lebanon.

Tren ini terus berlanjut hingga tahun ini. Dari Januari hingga April, 1.202 kilometer persegi hilang, sekaligus sebagai rekor baru untuk empat bulan pertama tahun ini. Kondisi tersebut berdasarkan data dari gambar satelit National Space Research Institute (INPE) Brasil.

"Itu adalah berita buruk, tidak hanya untuk planet ini tetapi untuk kesehatan manusia," kata Lapola, yang memegang gelar PhD dalam pemodelan sistem bumi dari Max Planck Institutes di Jerman dan bekerja di University of Campinas di Brasil.

Baca Juga: 11 Ribu Warga Tewas Akibat Covid-19, Presiden Brasil Malah Main Jetski

"Ketika Anda menciptakan ketidakseimbangan ekologis ... saat itulah virus dapat melompat (dari hewan ke manusia)" tambahnya.

Pola serupa dapat dilihat pada penyakit HIV, Ebola dan demam berdarah. "semua virus yang muncul atau menyebar dalam skala besar karena ketidakseimbangan ekologis," jelasnya.

"Kita perlu menjalin kembali hubungan antara masyarakat kita dan hutan hujan. Jika tidak, dunia menghadapi lebih banyak wabah, proses yang sangat kompleks sulit diprediksi,"

"Lebih baik kita bermain aman saja." pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI