Suara.com - Surah Al Qadr merupakan surat Makkiyah yang terdiri atas lima ayat yang berada di juz ke 3 dalam Al Quran. Di dalamnya dijelaskan tentang keistimewaan lailatul qadar.
Berikut bacaan surat atau surah Al Qadr latin dan artinya:
1. Inna anzalnaa hu fi lailatil-qadr
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Baca Juga: Razia PSBB di Tanah Abang, Puluhan Warga Disuruh Push-up hingga Sapu Jalan
2. Wa maa adraakamaa lalailatul-qadr
Dan Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
4. Tanazzalul-mala'ikatu warruhu fiiha bi'izni rabbihimminkulli amr
Baca Juga: Satu Jamaah Positif Corona, Masjid di Joyotakan Solo Nekat Gelar Tarawih
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Salaamun hiya hatta matla'il fajr
Malam (itu) penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.
Malam Lailatur Qadar dipercaya hanya ada di 10 malam terakhir Ramadan dan disebut-sebut jatuh pada setiap tanggal ganjil Ramadan.
Lalu apa saja, tanda-tanda malam itu adalah malam Lailatul Qadar?
Mengutip NU online, Selasa (12/5/2020) tanda datangnya Lailatil Qadar ada di penjelasan singkatnya dalan Alquran dalam surat Al Qadr ayat 1:
"Ada 1 malam yang bernama Lailatul Qadar,".
Lalu dilanjut penjelasan Alquran pada surat Ad Dukhan ayat 3:
"Dan malam itu merupakan malam yang penuh berkah, di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan."
Untuk mendapat penjelasan lebih lanjut, sebagaimana dijelaskan Muhammad Quraish Shihab pada 1999. Saat ia menjelaskan tafsir dari kata qadar, salah satunya berarti sempit.
Pada malam itu adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi. Seperti ditegaskan dalam surat Al Qadar, "Pada malam itu, turun malaikat-malaikat dan ruh jibril dengan izin tuhannya, untuk mengatur segala urusan."
Kata qadar yang berarti sempit, digunakan oleh Alquran antara lain dalam surat Ar Radu ayat 26 yang artinya, "Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempit nya bagi yang dikehendaki."
Sedangkan menurut beberapa hadist yang terangkum dalam Kitab Irsyadul Ibad, Rasulullah menyarankan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah bersama keluarga, dan menanti kedatangan malam Lailatur Qadar.
"Rasul juga memberitahukan bahwa ciri Lailatul Qadar diantaranya suasana malam yang terang cerah, tidak panas, dan tidak dingin, tidak ada mendung, tidak hujan dan berangin, dan tidak ada bintang," ujar Rais Syuriyah PCNU, Kabupatern Piringsewu KH Ridwan Syuaib.
Ditambahkan juga, pada siang harinya suasana terlihat cerah matahari bersinar namun tidak terasa panas.
Cara Rasulullah mendapat Lailatul Qadar
Dikutip dari NU.or.id yang ditulis oleh Hengky Ferdiansyah, Jumat (8/5/2020), Rasulullah memiliki cara tersendiri menyambut malam lailatul qadar. Pada sepuluh malam terakhir rasulullah akan terus meningkatkan ibadahnya.
Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Al Bukhari yang artinya sebagai berikut.
"Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah," (HR Al-Bukhari).
Merujuk pada hadis tersebut, dapat disimpulkan sepuluh malam terakhir ramadan merupakan waktu yang terbaik untuk beribadah. Menurut Ibnu Bathal, hadis ini memberitahukan kepada kita bahwa malam lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan ramadan.
Oleh karenanya, Rasulullah lebih fokus beribadah pada malam-malam tersebut dan menganjurkan umatnya untuk meningkatkan ibadah pada malam-malam tersebut.
Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan di malam lailatul qadar.
"Kami riwayatkan dari sanad yang shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?’ Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).'
Ulama kami berkata, disunahkan memperbanyak baca doa ini, baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia….Imam As-Syafi’I berkata, ‘Aku menyukai memperbanyak ibadah tersebut di siang hari sebagaimana di malam hari.’ Dianjurkan juga memperbanyak doa-doa yang penting bagi umat Islam. Ini tanda orang-orang saleh dan hamba Allah yang arif."
Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan menyambut lailatul qadar.
Meskipun kita tidak mengetahui secara pasti kapan lailatul qadar turun, namun amalan ini bisa terus dilakukan sepanjang ramadan, khususnya di sepuluh malam terakhir.
Salah satunya dengan memperbanyak membaca doa berikut:
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya: "Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku."
Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, berzikir dan memanjatkan doa-doa yang bermanfaat untuk umat Islam.