Suara.com - Dalam rentang waktu dua minggu, lebih dari 100 orang di Meksiko meninggal setelah mengonsumsi minuman keras palsu, berdasarkan laporan surat kabar Reforma Meksiko pada Rabu (13/5).
Persediaan minuman keras berstandar di Meksiko menipis akibat berkurangnya aktivitas produksi selama pandemi virus corona.
Menyadur Reuters, Kamis (14/5), maraknya peredaran miras palsu merupakan buntut dari berkurangnya pasokan bir dari produsen bir seperti Heineken dan Grupo Modelo yang kini tengah membatasi aktivitas produksi, mengacu pada kebijakan pemerintah soal pembatasan selama pandemi.
Kematian akibat konsumsi bir palsu marak sejak Maret lalu di sejumlah daerah yakni Jalisco, Yucatan, Puebla, dan Morelos.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound dari Pelemahan
Otoritas berwenang setempat mencatat, kasus meninggal karena miras palsu di Meksiko semakin melonjak pada Minggu (10/5) lalu, saat perayaan Hari Ibu.
Miras palsu juga menewaskan 20 warga Kota Chiconcuautla, Puebla, pada Rabu (13/5). Hal ini kemudian membuat pemerintah menyatakan darurat kesehatan.
Pihak berwenang Puebla telah menyita 200 liter alkohol lokal merek 'refino' guna diteliti lebih lanjut kandungan isinya.
Sementara di Yucatan, di mana pemerintah membatasi konsumsi alkohol per April guna menekan angka kasus kekerasan rumah tangga selama pandemi, juga mengalami lonjakan kasus kematian akibat miras palsu.
Lebih lanjut disebutkan, pemerintah Meksiko tengah melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi pemasok dan mendesak masyarakat supaya tak mengonsumsi miras yang tak jelas asal usulnya.
Baca Juga: Komnas: PNS Jadi Pelaku Kekerasan Seksual Terbanyak, Disusul Polisi