Fakta-fakta Kasus Wanita Inggris Meninggal Setelah Diludahi, Dipaksa Kerja

Rabu, 13 Mei 2020 | 22:32 WIB
Fakta-fakta Kasus Wanita Inggris Meninggal Setelah Diludahi, Dipaksa Kerja
Ilustrasi orang yang meninggal dunia (Foto: shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Juru bicara Govia juga mengatakan mereka telah mengikuti saran resmi pemerintah bahwa APD untuk staf kami tidak diperlukan.

"Kami secara teratur memberi pengarahan kepada para karyawan kami untuk terus mencuci tangan dan menjaga jarak sosial sejauh mungkin saat bekerja." tambah sang juru bicara.

Pemerintah Inggris mengutuk keras atas insiden tersebut.

"Sangat tercela bagi pekerja diserang dengan cara seperti ini saat melayani masyarakat yang bepergian. Kami bersama keluarga Ny. Mujinga." ujar salah satu juru bicara Boris Johnson.

Baca Juga: Ferdian Paleka Disorot Media Asing, Diberitakan di AS hingga Inggris

Serikat pekerja TSSA telah melaporkan insiden tersebut ke Inspektorat Kereta Api, badan keselamatan Kantor Kereta Api dan Jalan, untuk investigasi dan sedang mengambil langkah hukum.

"Kami terkejut dan berduka pada kematian Belly. Dia adalah salah satu dari banyak pekerja garis terdepan yang kehilangan nyawa karena virus corona." ujar Sekretaris jenderal TSSA, Manuel Cortes.

"Sekretaris kesehatan, Matt Hancock, baru-baru ini mengumumkan bahwa akan ada bantuan sejumlah 60.000 pounds (sekitar Rp 1,09 miliar) untuk para penyintas pekerja kesehatan dan perawat yang meninggal akibat pandemi. Menurut kami kompensasi ini harus diperluas ke keluarga semua pekerja di garis terdepan yang meninggal demi menjaga negara kita dan layanan vital tetap berjalan." tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI