"Saya pikir dia mungkin tertidur, tapi dokter menelepon saya untuk memberi tahu saya bahwa dia sudah meninggal," katanya.
"Dia orang yang baik, ibu yang baik, dan istri yang baik. Dia orang yang peduli dan akan memperhatikan semua orang."
Sebanyak 10 orang menghadiri pemakaman Mujinga, termasuk putrinya yang berusia 11 tahun.
Kepada BBC, Agnes Ntumba, sepupu Mujinga mengatakan, dirinya yakin kantor pelayanan tiket tempat mendiang bekerja adalah tempat yang aman.
Baca Juga: Arab Saudi Berlakukan Full Lockdown Selama Libur Idul Fitri
"Tidak seharusnya mereka membiarkan Mujinga bekerja di depan stasiun," tuturnya.
"Dia seharusnya tidak meninggal dalam kondisi seperti ini. Kita bisa mencegahnya-jika dia mengenakan alat pelindung diri atau jika mereka membiarkannya tetap berada di dalam ketimbang harus berada di luar."
Sekretaris Jenderal TSSA Manuel Cortes mengatakan: "Kami terkejut dan merasa hancur mendengar kematian Belly. Dia adalah satu dari banyak garda terdepan yang kehilangan nyawa karena virus corona."
Serikat pekerja itu menambahkan bahwa ada "berbagai pertanyaan serius tentang kematiannya".
"Sebagai orang yang rentan dalam kategori 'berisiko', dan kondisinya diketahui oleh atasannya, ada pertanyaan tentang mengapa dia tidak mundur dari tugasnya di garis terdepan sejak awal pandemi ini," kata Cortes.
Baca Juga: Namanya Muncul Disidang Eks Menpora Imam Nahrawi, Ini Respons Susy Susanti
Kejadian Tragis