Suara.com - Era digital harus menjadi kekuatan baru Indonesia, termasuk dalam upaya menampilkan dan menayangan hasil karya film kepada masyarakat. Hal ini bisa dimulai di tengah pandemi Covid-19.
Pernyataan ini dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, dalam mendorong para sineas dan insan film untuk mulai memanfaatkan platform digital atau perusahaan over the top (OTT) untuk menampilkan dan menayangan hasil karya film kepada masyarakat di tengah pandemi.
“Era digital ini terakselerasi dengan cepat. Ini bukan menjadi hal yang sementara, pascapandemi, ini harus menjadi kekuatan baru Indonesia. Ini salah satu masa depan yang harus didukung. Untuk itu kita sambut dengan optimistis,” katanya, saat jumpa pers Virtual Festival Film dan Serial Online Kerja sama dengan GoPlay, Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Ia menyebut, pascapandemi Covid-19 akan terjadi tren baru, yaitu perubahan perilaku manusia atau yang disebut dengan new normal, termasuk salah satunya berdiskusi secara virtual, yang sebelum Covid-19 muncul, hal ini jarang dilakukan.
Baca Juga: Dukung Program Gerakan Kurva Landai, Kemenparekraf Beri Bantuan APD
Wishnutama menyadari, banyak dampak akibat wabah Covid-19 bagi industri perfilman di Indonesia, mulai dari produksi yang terhenti dan film banyak yang tertunda penayangannya. Namun ada cara untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu rasa optimistis.
Program festival film dan serial online bersama dengan GoPlay misalnya, digelar untuk mendukung kondisi luar biasa bagi industri perfilman selama pandemi.
“Saya harap teman-teman sineas, teman-teman film, teman-teman platform digital bisa membantu perkembangan film dengan caranya masing-masing. Saya juga berharap, GoPlay sebagai produk anak bangsa, bisa terus medukung karya-karya anak bangsa lainnya, sehingga Industri perfilman kita semakin berjaya, meskipun kita harus berhadapan dengan era digital yang makin cepat," ujarnya.
Wishnutama mengatakan, OTT platform, saat ini menjadi trending dan marak digunakan. Namun pemain platform OTT di Indonesia, rata-rata dimiliki oleh asing. Ia berharap, Goplay dapat menjadi OTT platfom buatan anak bangsa yang berhasil.
“Ini salah satu bentuk berkompetisi dengan pemain asing. Untuk itu, pemahaman behaviour penonton kita jadi sangat penting. Kita bisa membuat konten-konten yang baik sesuai dengan kemauan penonton, sehingga apa yang akan diproduksi ke depan bisa tepat dan efisien. Hal itu menjadi cara untuk menyiapkan ekosistem baru, pemenangnya adalah siapa yang dapat memahami siapa penonton mereka, siapa costumer mereka,” kata Wishnutama.
Baca Juga: Kemenparekraf akan Perkenalkan 5 Warisan Budaya pada Pecinta Perjalanan
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) membahas tantangan yang dihadapi oleh pekerja film Tanah Air. Selain itu juga untuk membuat protokol, agar kehidupan perekonomian industri film dan pelakunya tetap berjalan di tengah kondisi yang mengalami berbagai tantangan, bukan hanya bioskop, tapi juga saat produksi yang dihadang tantangan berat Covid-19.
“Kami sedang menyiapkan berbagai protokol untuk menghadapi kondisi new normal. Jika protokolnya sudah siap, kita akan melakukan simulasi dan uji coba, karena kehidupan perekonomian harus berjalan. Ini dipersiapkan untuk kondisi yang lebih baik dari hari ini, tapi sekarang masih mempersiapkan protokol-protokol dari sebelumnya,” kata Wishnutama.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum BPI, Dewi Umaya mengatakan, sampai saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam penyusunan protokol yang nantinya akan diteruskan kepada para stakeholder.
"Setelah disusun, dalam waktu dekat akan disosialisasikan ke stakeholder. Protokol-protokol ini tentunya harus sesuai dengan semua pihak. Nantinya protokol ini akan dikirimkan ke pemerintah dan dilihat oleh gugus tugas," ujar Dewi.