Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencak-mencak di media sosial Twitter, setelah seorang jurnalis menyebutnya bakal digulingkan apabila jatuh sakit akibat virus corona covid-19.
Menyadur dari News.com.au, jurnalis bernama John Solomon menulis lewat Twitter jika Trump dan wakilnya, Mike Pence sakit, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi akan menjadi Presiden.
"Pelosi berada diurutan ketiga untuk menjadi Presiden apabila Trump dan Pence menjadi lumpuh karena Covid-19," tulis John Solomon, Selasa (12/5/2020).
Menanggapi tudingan itu, Donald Trump berang. Dia mengatakan dirinya dan Pence harus berhati-hati dalam menyikapi rumor tersebut.
Baca Juga: Pemilik UKM Pelanggar Pembatasan Sosial di AS Terancam Denda hingga Penjara
“Kalau begitu kita harus sangat berhati-hati" kata Donald Trump lewat Twitter.
"Nancy (Pelosi) yang gila akan menjadi bencana total (apabila jadi Presiden), dan AS tidak akan pernah menjadi Negara Komunis!" tambahnya.
Frasa "Negara Komunis" dilontarkan Trump merujuk pada latar bekalang ideologi Nancy Pelosi.
![Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/01/08/35870-presiden-amerika-serikat-donald-trump.jpg)
Politikus partai Demokrat itu kerap dikaitkan dengan ideologi komunis lantaran sempat ikut merayakan hari ulang tahun tokoh komunis Amerika Serikat, Harry Bridges pada 2001.
Bukan kali ini saja Trump membawa-bawa sentimen komunisme atau China dalam pernyataannya.
Baca Juga: BNPB: Ego Sektoral dan Trauma Kasus Pertama Menghambat Data Corona
Senin (11/5/2020) lalu, dia sempat cekcok dengan reporten CBS News keturunan Asia-Amerika, Weijia Jiang.
Cecok berawal saat Weijia Jiang mempertanyakan pandangan Trump yang menganggap pengujian vaksin virus Corona yang sang Presiden anggap sebagai kompetisi global.
Tak terima dengan hal itu, Presiden berusia 73 tahun justru memberi jawaban ngawur yang bahkan terkesan rasis lantaran membawa-bawa China.
"Mungkin itu pertanyaan yang harus Anda tanyakan ke China. Jangan tanya saya. Tanyakan itu kepada Cina, oke?" kata Trump dikutip dari CNN, Selasa (12/5/2020).