Aturan di Kampung Akuarium, Sebelum Masuk Rumah Warga Wajib Mandi di Luar

Rabu, 13 Mei 2020 | 04:10 WIB
Aturan di Kampung Akuarium, Sebelum Masuk Rumah Warga Wajib Mandi di Luar
Kamar mandi umum di Kampung Akuarium. (Suara.com/Yosea Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampung Akuarium, sebuah kawasan yang pernah dilanda penggusuran pada 2016 silam kini mulai kembali menata kehidupan seperti sedia kala. Pada saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat sebagai Gubernur Jakarta, kampung yang berlokasi di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara ini digusur dengan alasan revitalisasi dan menduduki tanah negara.

Kini, masyarakat Kampung Akuarium tinggal di sebuah kawasan bernama 'shelter' sementara. Shelter tersebut dibangun pada tahun 2018 oleh Gubernur Anies Baswedan.

Kekinian, ada tiga blok yang ada di shelter sementara Kampung Akuarium. Tiga blok yang berbentuk letter U ini masing-masing dihuni lebih dari 20 jiwa. Blok A, dihuni oleh 38 KK, Blok B dihuni 26 KK, dan Blok C dihuni 24 KK.

Di Kampung Akuarium, ternyata ada pemandangan menarik. Setiap rumah yang berada di kasawan tersebut tak memunyai kamar mandi pribadi.

Baca Juga: Juru Bicara Vladimir Putin Dirawat, Positif Terjangkit Corona

Komunal yang berdiam di kawasan ini harus bergantian memakai WC umum yang terletak tak jauh dari musala di Kampung Akuarium. Total ada 18 unit kamar mandi yang diperuntukan bagi tiga Blok di shelter sementara Kampung Akuarium.

"Kebetulan toilet kami semua di luar. Kamar mandi ini untuk ramai-ramai, komunal. Untuk satu komunal di sini ada 18 unit," kata Ketua RT. 12 RW. 04, Penjaringan, Jakarta Utara, Topaz Juanda, Selasa (12/5/2020).

Meski harus berbagi dalam urusan buang hajat, mandi, atau mencuci, warga di Kampung Akuarium tak bernah berkonfik. Sejauh ini, ungkap Topaz, tak ada warga yang saling adu urat gara-gara urusan memakai kamar mandi.

"Enggak pernah ada kejadian rebutan kamar mandi kok. Saya juga heran, padahal kamar mandi umum lho. Hehe," kata dia.

Topaz mengatakan masing-masing warga Kampung Akuarium sudah saling mengerti satu sama lain. Misalnya, si A sudah tahu jika si B memakai kamar mandi pada pukul 06.00 WIB karena harus berangkat kerja lebih awal. Maka, si A akan menggunakan kamar mandi setelah si B selesai.

Baca Juga: Bantu Perangi Corona, Bek Muda Persebaya Lelang Jersey Spesialnya

"Jadi memang sudah ada jam masing-masing sih. Sudah pada paham, sudah ngerti. Misal si A, mau kerja pagi, jadi pake kamar mandi duluan deh. Si B ngalah. Jadi sudah pada tahu jam-jamnya," kata Topaz.

Di tengah Pandemi

Masa pandemi virus corona membuat orang-orang kini lebih was-was dan meningkatkan pola hidup sehat. Di Kampung Akuarium, ada seperangkat aturan tak tertulis bagi para warganya.

Setiap warga Kampung Akuarium yang baru saja pulang kerja, harus wajib cuci tangan di dekat portal gerbang. Di portal gerbang, sudah disediakan sabun dan air untuk cuci tangan.

Setelah itu, warga diwajibkan mandi terlebih dahulu di kamar mandi umum sebelum masuk ke rumahnya masing-masing. Selain lebih meningkatkan pola hidup bersih, aturan tersebut dikalim mampu mengurai penyebaran virus corona.

"Harus langsung mandi. Kami punya aturan itu. Jadi kalau ada warga yang baru pulang kerja, dia harus cuci tangan dulu. Terus, tidak boleh langsung masuk rumah. Ganti baju di luar, habis itu langsung mandi," ungkap Topaz.

Warga Kampung Akuarium menyiapkan bahan baku membuat soto. (Suara.com/Stephanus Aranditio)
Warga Kampung Akuarium menyiapkan bahan baku membuat soto. (Suara.com/Stephanus Aranditio)

Lebih lanjut, Topaz mengatakan belum ada warga Kampung Akuarium yang terpapar virus corona. Singkatnya, tak ada satupun warga yang dinyatakan positif Covid-19 atau masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Menurut Topaz, warga yang berdiam di Kampung Akuarium begitu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Soal akses keluar masuk di Kampung Akuarium, Topaz punya cerita tersendiri.

Akses keluar masuk, kata dia, sangat terbatas: singkatnya, hanya warga Kampung Akuarium yang bisa mengkasesnya.

"Tadinya itu (portal) bentuknya besi jadi orang keluar masuk di sini terbatas sekali. Ini tertibnya bukan main," kata Topaz.

Bahkan untuk pengemudi ojek online yang mengantar penumpang dan makanan hanya diperkenankan sampai portal saja. Untuk tamu tak dikenal, jangan harap bisa berkunjung. Mereka hanya sebatas menunggu di depan portal saja.

Di sini, selain orang Kampung Akurium tidak bisa masuk. Jadi tamu yang kami enggak kenal enggak boleh masuk. Gojek dan Grab juga sama, tunggu di luar," katanya.

Bingung dengan pemerintah

Selama pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia kerap memunculkan narasi yang terkesan santai. Misalnya saja, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang pernah menyebut penggunaan masker hanya diperuntukan bagi orang yang sakit saja.

Tak berselang lama, semenjak Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi global, pemerintah langsung mewajibkan seluruh masyarakat menggunakan masker setiap berpergian ke luar rumah.

Hal semacam itulah yang sempat mengendurkan pola sehat masyarakat Kampung Akuarium. Dikatakan Topaz, statmen yang dikeluarkan pemerintah --ditambah pemberitaan di media massa-- membuat warganya sempat mengangap santai akan bahaya virus corona.

"Kalau untuk itu mungkin ke disiplin warga di sini ya. Maksudnya bener-bener gitu. sebenarnya rancu juga sih sekarang, baru dua hari tiga hari ini. Karena pemerintah pusat baru bilang kemarin bilang begitu, warga jadi kendor juga, udah mulai bebas pakai masker, jadi gara-gara TV dan ucapan pemerintah yang terlalu santai. Tapi warga kami masih tertib," tegas Topaz.

Pada tanggal 30 April 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar rapid tes -uji cepat- secara massal di Kampung Akuarium. Sebanyak 229 warga kampung Akuarium ikut dan dinyatakan negatif Covid-19.

"Kemarin pas tanggal 30 april Alhamdulillah sudah dilaksanakan rapid test dari Pemprov DKI sekitar 299 orang yang ikut negatif," tutup Topaz.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI