Bantu Ekonomi Masyarakat Terdampak Corona, Lampu Burj Khalifa Dilego

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 12 Mei 2020 | 21:42 WIB
Bantu Ekonomi Masyarakat Terdampak Corona, Lampu Burj Khalifa Dilego
Menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, memancarkan sinar laser pada perayaan tahun baru 2018 di Dubai, Minggu (31/12/17). (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Burj Khalifa, gedung tertinggi dunia di Dubai, dimanfaatkan dalam penggalangan dana dengan "menjual" lampu-lampu luar gedung untuk menyediakan makanan bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah COVID-19 di Uni Emirat Arab (UAE).

Donatur dapat memberikan sumbangan sesuai dengan jumlah lampu yang "dibeli". Setiap satu lampu luar pada gedung setinggi 828 meter itu dihargai 10 dirham (sekitar Rp40.000)--cukup untuk satu porsi makanan.

"Semoga Anda sekalian bisa makan dengan baik. Terkadang kita memandang remeh sesuatu, namun kehidupan mempunyai cara sendiri untuk menyadarkan kita," kata seorang donatur, Shereen Harris, dikutip dari komentar di situs resmi penggalangan dana, Selasa (12/5/2020).

Hingga saat ini, penggalangan dana Burj Khalifa sudah menghasilkan lebih dari 1,2 juta porsi makanan, menurut keterangan pengelola donasi, The Mohammed Bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives (MBRGI).

Baca Juga: Peduli Sesama, Program Berbagi Sembako Menjamur di Thailand

Penggalangan dana itu merupakan bagian dari kampanye untuk mengumpulkan 10 juta porsi makanan untuk keluarga berpenghasilan rendah selama bulan Ramadhan.

Sebagai area wisata dan pusat bisnis di UAE dengan bandara internasional tersibuk di dunia, ekonomi Dubai terguncang keras akibat pandemi COVID-19.

Banyak warga yang pemasukannya terpangkas hingga kehilangan pekerjaan. Puluhan ribu pekerja migran, yang seringkali tinggal berdesakan dalam akomodasi bersama--di mana virus sangat mudah menular, telah dipulangkan ke negara masing-masing.

UAE mencatat sebanyak 19.661 kasus infeksi virus corona, disertai 203 kasus kematian yang merupakan tertinggi kedua setelah Arab Saudi di antara enam negara Arab di Teluk Persia. (Antara)

Baca Juga: Rencana Buka Tempat Ibadah, Gugus Tugas: Kalau Covid-19 Sudah Tak Bahaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI