Suara.com - Produk tas, sepatu, dan barang-barang berbahan kulit di salah satu pusat perbelanjaan Malaysia dipenuhi jamur akibat ditinggal pemilik saat lockdown virus Corona.
Setelah pemerintah Malaysia melonggarkan lockdown yang telah berlangsung sekitar dua bulan, para pemilik toko punya pekerjaan ekstra untuk membersihkan barang dagangannya.
Chong, pemilik toko pakaian di sebuah mal di Pulau Tikus, Penang, menuding kelembaban udara menjadi biang keladi barang dagangan miliknya dipenuhi jamur.
"Karena suhu mal tergantung pada AC, kadang-kadang mungkin lembab ketika suhu dingin tiba-tiba naik," kata Chong dikutip dari The Straits Times, Selasa (12/5/2020).
Baca Juga: Menhan Malaysia: Prediksi Pakar Kesehatan, COVID-19 Akan Bertahan 2 Tahun
"ini menyebabkan peningkatan uap air di udara dan sekitarnya. Hal itu lebih mungkin membuat jamur tumbuh," tambah pria yang telah menutup tokonya sejak lockdown 18 Maret lalu.
Chong menjelaskan bahwa jamur menyerang produk-produk berbahan kulit seperti dompet, tas dan ransel. Kendati demikian, dia tak khawatir karena sudah paham cara menghilangkannya.
"Itu membuat produk terlihat kurang menarik tetapi tidak mempengaruhi fungsi mereka. Yang kami lakukan hanyalah menggunakan sedikit minyak dan memolesnya dengan kain bersih," jelas Chong.
Pemerintah Malaysia telah melonggarkan lockdown sejak Senin (4/5/2020). Pusat perbelanjaan mulai diperbolehkan beroperasi, sementara para warga diizinkan mengendarai mobil pribadi dengan batas penumpang empat orang.
Baca Juga: Cara Merawat Mukena Agar Tak Jamuran dan Bau Apek