Mengenal 7 Klaster Penyebaran Corona Covid-19 di Indonesia

Selasa, 12 Mei 2020 | 09:46 WIB
Mengenal 7 Klaster Penyebaran Corona Covid-19 di Indonesia
Peta sebaran virus Corona Covid-19 di Asia Tenggara. (Dok. Google)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran covid-19 di Indonesia mencatat ada 14.265 kasus per Senin (11/5/2020). Jumah tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air dengan titik episentrum yang berbeda-beda. 

Tercatat ada 7 klaster besar yang menjadi episentrum penyebaran virus corona di Indonesia. Klaster-klaster ini belum termasuk dengan klaster kecil lainnya yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia.

1. Klaster Jakarta

Jakarta menempati wilayah dengan jumlah kasus covid-19 terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data dari covid19.go.id 37 persen kasus virus corona di Indonesia berada di wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga: Tegur Fans yang Godain Jerinx SID, Nora Alexandra Akui Cemburu

Data terakhir yang ditunjukkan per Senin (11/5/2020), ada 5276 kasus yang terkonfirmasi di Jakarta dengan rincian 4023 orang berstatus dalam perawatan/isolasi mandiri, 812 sembuh, dan 441 orang meninggal.

Kasus di Jakarta diduga bermula pada 14 Februari lalu saat diselenggarakannya acara dansa di kawasan Kemang Jakarta Selatan. Dalam acara itu seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia terdeteksi positif usai mengunjungi acara tersebut.

Virus ini pun menular ke dua warga Depok yang kemudian dikonfirmasi menjadi kasus pertama virus corona di Indonesia pada awal Maret lalu.

2. Klaster Bali

Penularan covid-19 di Bali diuga bermula saat seorang warga negara Jepang berkunjung sebagai turis pada 19 Februari lalu. Turis Jepang ini teridentifikasi positif virus corona.

Baca Juga: Pesawat Jatuh di Sentani, Jasad Pilot AS Dibawa ke RS Bhayangkara Jayapura

Diketahui ada 11 orang yang terlanjur berinteraksi dengan turis tersebut sehingga virus pun menular di wilayah ini.

Kasus pun merambat ke sejumlah warga luar bali seperti Nusa Tenggara Barat hingga Kuantan Malaysia.

Hingga Senin (11/5/2020), Bali telah mengonfirmasi 308 kasus virus corona di wilayahnya.

Petugas medis beraktivitas di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Udayana, Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (7/4). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Petugas medis beraktivitas di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Udayana, Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (7/4). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

3. Klaster Ijtima Gowa

Meski pada akhirnya acara ijtima' di Gowa Sulawesi Selatan dibatalkan pada 19 Maret lalu, namun orang-orang sudah terlanjur datang dari penjuru tanah air di tempat acara.

Dari perkumpulan ini lah virus mulai menular secara masif ke sejumlah peserta.

Tercatat ada kurang lebih ada  8761 orang yang datang ke acara ini. Sebanyak 8283 adalah para peserta dari Indonesia, sementara 478 orang lainnya merupakan peserta mancanegara yang datang dari 9 negara.

Per 6 Mei lalu, persebaran covid-19 dari klaster Ijtima Gowa sudah mencapai 480 kasus yang menjalar ke berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera Barat, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Utara.

Bahkan klaster ini pun turut menyumbang kasus covid-19 di Thailand dan Malaysia.

4. Klaster Indogrosir

Penularan Covid-19 dari Klaster Indogrosir di Kabupaten Sleman terjadi pada 24 April lalu.

Dinas Kominfo DIY pun menjabarkan kronologi sejak awal karyawan Indogrosir dinyatakan positif COVID-19. Karyawan tersebut dipastikan positif atau confirmed COVID-19 pada 24 April. Ia merupakan kasus 79 di DIY dan saat ini masih dirawat di ruang isolasi RSPAU Dr S Hardjolukito.

Seminggu setelahnya, yaitu pada 2 Mei, 10 karyawan menjalani rapid test. Lima di antaranya reaktif, sehingga berlanjut ke tes PCR.

Kemudian rapid test kembali dilakukan pada 4 Mei. Saat itu ada 94 karyawan yang dites, dan 22 di antaranya reaktif. Keesokannya, 5 Mei, 196 karyawan yang lain juga menjalani rapid test, dan 30 di antaranya reaktif. Sebanyak 52 karyawan yang reaktif dalam rapid test pada 4 dan 5 Mei ini belum diambil sampelnya untuk uji swab karena masih menunggu rumah sakit.

Dengan demikian, menyusul adanya karyawan yang positif COVID-19, total terdapat 57 karyawan lainnya yang raktif saat rapid test, di mana lima di antaranya masih menunggu hasil uji lab PCR, sedangkan 52 sisanya menunggu rumah sakit untuk diambil sampel uji swab.

Hingga Senin (11/5/2020), sebanyak 14 orang pasien positif dirawat di RSLKC, enam orang dirawat di RS Panembahan Senopati, dan dua orang dirawat di RSPAU Harjolukito. Dua orang lagi dirawat di RS JIH. Masing-masing satu orang di RS Bethesda, RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan RS Elizabeth.

Sementara, lima dari enam orang tenaga kesehatan dengan hasil RDT reaktif sebelumnya dinyatakan negatif dari hasil uji swab PCR dan sudah diminta melakukan isolasi mandiri. Satu orang yang positif menurut uji swab sudah menjalani perawatan.

5. Klaster HM Sampoerna

Sebanyak 34 karyawan pabrik PT HM Sampoerna Tbk di Jalan Raya Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, terkonfirmasi positif corona alias COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab PCR tahap pertama.

"Untuk gelombang pertama telah dilakukan pemeriksaan swab PCR terhadap sebanyak 46 karyawan dan hasilnya 34 orang terkonfirmasi positif COVID-19," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam.

Melansir dari Antara, dia mengatakan pemeriksaan swab PCR dilakukan bergelombang terhadap 100 karyawan pabrik Sampoerna, setelah sehari sebelumnya dilakukan rapid test dengan hasil reaktif-positif.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo itu juga mengatakan telah dilakukan pemeriksaan swab PCR gelombang kedua, yang hasilnya baru bisa diketahui Sabtu (2/5).

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan rasa prihatin atas klaster COVID-19 yang berasal dari Pabrik Sampoerna di Kawasan Rungkut Surabaya.

Hingga kini, tim tracing telah melakukan rapid test terhadap sekitar 500 karyawan Pabrik Sampoerna yang dipusatkan di salah satu hotel di Surabaya.

Hasilnya, sekitar 100 karyawan terindikasi reaktif-positif, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab PCR secara bergelombang.

Peta penyebaran virus corona di Jawa Timur. (Suara.com/Arry)
Peta penyebaran virus corona di Jawa Timur. (Suara.com/Arry)

6. Klaster Ponpes Temboro Jawa Timur

Di klaster ini, virus corona menginfeksi sejumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan Jawa Timur.

Penyebaran covid-19 terdeteksi bermula saat 43 santri pondok pesantren pulang ke Malaysia dan dinyatakan poditif terinfeksi corona.

Pada 22 April lalu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menginstruksikan untuk melakukan pengujian dan tracing kepada warga di Ponpes tersebut. Hasilnya, penyebaran kasus positif covid-19 pun teridentifikasi terjadi di sejumlah daerah seperti Kalimantan, Bogor, Ngawi, Yogyakarta, hingga Sulawesi Selatan.

7. Klaster Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia Asrama Haji Sukolilo Surabaya

Asrama Haji Sukolilo Surabaya turut menjadi episentrum penyebarab virus corona di Jawa Timur.

Tracing atau penelusuran terhadap peserta pelatihan calon petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya masih terus dilakukan. Kekinian, ditemukan bahwa peserta tak hanya berasal dari Jawa Timur saja.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengatakan, dari 413 orang ditemukan beberapa peserta yang berasal dari Bali dan NTT.

Diketahui kegiatan pelatihan itu diikuti perwakilan dari berbagai daerah mulai Tulungangung, Blitar, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Tuban, dan Nganjuk.

Sementara itu, dari tracing yang dilakukan menemukan 14 orang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 4 orang lainnya positif. Temuan baru ini menambah jumlah pasien positif Covid-19 dari klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo menjadi 6 orang.

Sebelumnya, Di Kabupaten Kediri ada dua orang yang dinyatakan positif virus corona, sementara di Blitar ada dua orang yang statusnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona. Status keempat orang ini muncul setelah mengikuti pelatihan calon petugas di Asrama Haji Sukolilo Surabaya awal Maret 2020 lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI