"Oke cuman mintanya seratus perak, dikali seribu orang. Samalah kalau kita isi bensin di SPBU. Enggak dilempengin itu sama dia. kurang 35-45 perak dikali seribu mobil berapa duit dia nyolong," imbuhnya.
Mencoba menegaskan, Deddy bertanya, "Berarti ini dari atas sampai bawah dong?"
"Makanya gua bilang siapa pun menteri disitu kalau enggak diganti setengah gedung olahraga akan begitu terus, percaya," ujar atlet peraih medali emas Olimpiade Athena 2004.
Taufik Hidayat sadar apa yang dikatakan pastinya akan menuai pro kontra tapi ia memilih mengabaikan.
Baca Juga: Kocak, Kata-kata Marbot Ini Bisa Bikin Warga Kaget Waktu Bangun Sahur
"Abis ngomong ini orang pasti kesel sama gue, tapi bodo amat. Bukannya nggak main dari situ, gue nggak makan dari sana. Udah tahu ini bakal berantakan gue udah keluar," ucapnya.
Untuk diketahui, Taufik Hidayat mengaku menjadi perantara memberikan uang sebesar Rp 1 miliar kepada mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Hal ini dijelaskan Taufik sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap dana hibah dari pemerintah terhadap KONI melalui Kemenpora.
Taufik yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017 menceritakan bahwa dirinya menerima pesan dari Manager Perencanaan Satlak Prima Kemenpora, Tomy Suhartanto untuk memberikan uang Rp 1 miliar kepada Asisten pribadi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Namun Taufik menjelaskan dirinya tidak tahu menahu perihal tujuan pemberian uang tersebut.
Baca Juga: Sajian Latte Art Ini Kreatif, Tapi Bikin Geli Waktu Diminum