Doa Sapu Jagat untuk Meraih Malam Lailatul Qadar Sesuai Ajaran Rasulullah

Senin, 11 Mei 2020 | 22:26 WIB
Doa Sapu Jagat untuk Meraih Malam Lailatul Qadar Sesuai Ajaran Rasulullah
Ilustrasi malam Lailatul Qadr. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang dinantikan oleh seluruh umat muslim di muka bumi saat bulan Ramadan.

Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang digambarkan lebih baik dari seribu bulan.

Di malam tersebut, barang siapa yang memanjatkan permintaan dengan sungguh-sungguh akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Dikutip dari Nu.or.id seperti yang ditulis Fathoni, Selasa (11/5/2020), Rasulullah SAW menyambut malam mulia tersebut dengan bei'tikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Baca Juga: Alasan Keamanan, Kuasa Hukum Ferdian Paleka Ajukan Penangguhan Penahanan

Merujuk pada tafsir Prof Dr Muhammad Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1999), pada saat-saat tersebut Rasulullah akan bertadarus sembari merenung berdoa.

Adapun salah satu amalan yang kerap beliau lakukan untuk menjemput Lailatul Qadar adalah memperbanyak membaca  dan menghayati makna doa sapu jagat.

Berikut bunyi doa sapu jagat beserta artinya.

Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasana wa qina 'adzabannar.

Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka

Baca Juga: Ketua Gugus Tugas Akui Tingkat Akurasi Alat Rapid Test Corona Masih Rendah

Sementara itu, mengenai makna yang terkandung dalam doa sapu jagat tersebut yakni berisi permohonan umat muslim yang disertai usaha.

Orang yang membaca doa sapu jagat tak sekadar memohon kebaikan di dunia dan akhirat, melainkan berusaha pula untuk meraih kebajikan tersebut.

Sementara kebaikan tersebut tidak hanya untuk didapatkan di dunia tapi juga di akhirat kelak sesuai dengan hakikat malam lailatul qadar yang kebaikan dan kemuliannya bersifat tanazzalul atau berkesinambungan.

Sebagai catatan, meski Allah SWT menjanjikan kemuliaan pada Lailatur Qadar, seseorang diminta meningkatkan amal dan ibadah, tak sekadar menunggu malam tersebut.

Sebab, kebaikan harus dilakukan secara terus menerus sebagaimana kemuliaan yang ditunjukkan pada malam Lailatur Qadar dan dampaknya terhadap kehidupan di waktu yang akan datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI