Suara.com - Pemimpin pro-Beijing Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan sistem pendidikan di Hong Kong yang memicu semakin maraknya protes. Kurikulum studi liberal membantu memicu protes keras pro-demokrasi yang terjadi tahun lalu.
Menyadur The Guardian, Lam menggambarkan kurikulum sekolah menengah di Hong Kong saat ini sebagai 'kandang ayam tanpa atap'. Dia mengatakan para siswa membutuhkan perlindungan agar tidak 'diracuni' dan diberi makan 'informasi yang salah dan bias'.
Carrie Lam juga telah menyatakan ia akan merombak sistem pendidikan di Hong Kong.
"Dalam hal menangani subjek studi liberal di masa depan, kami pasti akan membuat segalanya menjadi jelas bagi publik dalam tahun ini," ujarnya kepada koran pro-pemerintah Ta Kung Pao, dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Satu Penumpang PDP Corona, Pesawat dari Hongkong Tertahan di Juanda
Lam mencatat tingkat persetujuan ia sebagai pemimpin cukup rendah, sedangkan ia berada di bawah tekanan yang meningkat dari pihak Beijing seiring dengan protes pro-demokrasi yang telah mengepung kota itu sejak Juni.
Beberapa minggu terakhir Beijing terlihat melakukan intervensi yang cukup dalam ke urusan Hong Kong. Bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa Beijing tidak akan 'berpangku tangan' selama 'virus politik' pengunjuk rasa masih berlanjut.
Protes terjadi pada akhir pekan kemarin setelah pertemuan di dewan legislatif Hong Kong berubah menjadi kekerasan pada hari Jumat (08/05). Para demonstran kemudian bertemu dengan pasukan polisi anti huru hara.
Pada hari Minggu (10/05) polisi mengejar pengunjuk rasa melalui kompleks perumahan kelas atas dan jalan-jalan Kowloon. Bahkan hingga menyasar ke dalam sebuah pusat perbelanjaan.
Dalam sebuah video memperlihatkan para polisi menembakkan bola merica ke sebuah mal di mana orang-orang berbelanja dan makan bersama keluarga dan menahan dua jurnalis mahasiswa berusia 12 dan 16.
Baca Juga: Sakit-sakitan Pulang dari Hongkong, Warga di Pacitan Diisolasi
Polisi Hong Kong membantah bahwa mereka menangkap kedua anak tersebut untuk ditahan, mengatakan bahwa mereka dibawa ke kantor polisi untuk keselamatan. Dalam aksi tersebut dikabarkan setidaknya 18 orang terluka dan sekitar 200 orang ditangkap.