Suara.com - Seorang perawat asal Inggris terpaksa berhenti kerja karena takut terinfeksi virus Corona setelah rumah sakit yang menaunginya mengalami krisis Alat Perlindungan Diri (APD).
Luara Demmen, perawat berusia 33 tahun, menyebut Rumah Sakit Universitas Croydon selaku tempatnya bekerja telah kekurangan stok sarung tangan, masker dan handsanitizer selama kurang lebih enam pekan.
Menyadur dari Mirror, Laura memang hanya ditugaskan merawat pasien kanker. Namun, fakta bahwa bangsalnya berbagi pintu dengan ruangan pasien Covid-19 membuatnya cemas.
Sejak pasien Covid-19 mulai dipindahkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU), para perawat disebut Laura tetap kesulitan mendapatkan APD dan handsanitizer.
Baca Juga: Anggota Gugus Tugas COVID-19 AS Isolasi Mandiri, Terpapar Virus?
"Setiap tempat tidur tidak ada handsanitizer dan manajer saya mengatakan itu karena pihak rumah sakit kekurangan housekeeper," kata Laura dikutip dari Mirror, Minggu (10/5/2020).
"Tapi bagaimana bisa para perawata bekerja dengan banyak pasien jika mereka tidak bisa mencuci tangan?" tambahnya.
Laura mengundurkan diri dari Rumah Sakit Universitas Croydon di London pada 15 Maret lalu. Namun dia baru resmi berhenti dari pekerjaanya pada 27 April 2020.
Sebagai ibu tunggal, Laura merasa khawatir dengan kondisi anaknya, apabila dia tertular virus Corona. Apalagi, putranya saat ini baru berusia lima tahun.
“Saya bukan satu-satunya perawat yang merasa rumah sakit telah menempatkan kami dalam posisi yang mengerikan," tegas Laura.
Baca Juga: Keluyuran di Taman saat Inggris Lockdown, Boris Johnson Dapat Acungan Jari
"Kita diharapkan untuk menyelamatkan nyawa orang tetapi kurangnya peralatan membuat nasib kami turut terancam."
"Saya seorang ibu tunggal. Jika saya sakit karena ini (virus Corona), siapa yang akan ada di sana untuk anak saya?" tandasnya.