Suara.com - Seorang pekerja kemanusiaan asal Italia, Silvia Romano (24), yang diculik selama 18 bulan di Kenya, telah dibebaskan dan kembali ke tanah airnya pada Minggu (10/5).
Penerbangan khusus yang membawa Romano mendarat di Bandara Ciampino, Roma, sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Romano, yang dikawal oleh petugas dari badan intelijen, disambut oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte dan Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio.
"Kami sangat bahagia bisa menyambut kepulangan Silvia dalam momen yang mengharukan bagi negara ini. Negara selalu ada, dan akan terus ada," kata Conte.
Baca Juga: Alamak Salon di Kenya Punya Gaya Rambut ala Virus Corona, Ini Penampakannya
Di kampung halaman Romano di Kota Milan, lonceng gereja dibunyikan untuk menghormati kedatangannya kembali. Sejumlah warga menyaksikan dari balkon rumah mereka.
"Saya kuat dan bertahan," kata Romano, seperti dikutip oleh surat- surat kabar Italia.
Sekelompok pria bersenjata menangkap Romano di wilayah tenggara Kenya pada November 2018, ketika ia bekerja untuk lembaga amal Italia bernama Africa Milele. Namun tidak ada kelompok bersenjata yang mengklaim penculikan tersebut.
Romano kemudian ditemukan di Somalia, sekitar 30 kilometer dari Ibu Kota Mogadishu, dan dibebaskan berkat upaya badan intelijen eksternal, menurut keterangan Di Maio.
Conte menyebut gugus tugas yang bekerja dalam pembebasan Romano telah berada pada tahap akhir "selama beberapa bulan belakangan" ketika mereka mempunyai bukti bahwa perempuan tersebut masih hidup.
Baca Juga: Di Kenya, Korban Meninggal Akibat Banjir Lebih Banyak dari Covid-19
Menyusul pernyataan Pemerintah Italia, sejumlah sumber di badan keamanan Turki menyatakan bahwa Romano berhasil diselamatkan atas operasi gabungan yang dijalankan oleh Lembaga Intelijen Nasional Turki (MIT) serta otoritas Italia dan Somalia.