18 Hari Larangan Mudik: 228 Travel Gelap Ditahan, 1.389 Pemudik Dihalau

Senin, 11 Mei 2020 | 10:11 WIB
18 Hari Larangan Mudik: 228 Travel Gelap Ditahan, 1.389 Pemudik Dihalau
Sebagai ilustrasi: Pengecekan larangan mudik di Gerbang Tol Merak, Banten. (Suara.com/Yandi Sofyan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengamankan 228 kendaraan travel gelap yang mengangkut pemudik dalam kurun waktu 18 hari Operasi Ketupat dan Larangan Mudik sejak 24 April hingga 11 Mei 2020.

Sebanyak, 1.389 pemudik tercatat hendak menggunakan jasa travel gelap dengan pelat nomor hitam tersebut.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, ribuan pemudik yang menggunakan jasa travel gelap tersebut memiliki tujuan ke wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

"Sejak Operasi Ketupat berlangsung, Polda Metro Jaya telah mengamankan 228 kendaraan yang mengangkut 1.389 pemudik tujuan berbagai kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," kata Sambodo jumpa pers seperti dikutip dari saluran YouTube Polda Metro Jaya, Senin (11/5/2020).

Baca Juga: Nekat Angkut Pemudik dari Jakarta, 202 Mobil Travel Gelap Ditahan Polisi

Sambodo merincikan, dari 228 kendaraan travel gelap sebanyak 202 di antaranya terjaring operasi dalam kurun waktu tiga hari yakni sejak 8 Mei hingga 10 Mei 2020. Ratusan kendaraan travel itu total tercatat membawa pemudik sebanyak 1.113 orang.

"Dari kegiatan selama tiga hari tersebut, kita mengamankan 202 unit (travel gelap) terdiri dari 11 unit bus, 112 unit minibus, 78 mobil pribadi, dan satu truk yang digunakan untuk mengangkut penumpang," ungkap Sambodo.

Atas perbuatannya itu, ratusan sopir travel gelap dijerat Pasal 308 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Mereka dikenakan sanksi berupa denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan penjara maksimal 2 bulan.

Sementara, sopir truk yang terjaring membawa pemudik dikenakan Pasal 303 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena mengalihfungsikan kendaraan barang untuk mengangkut penumpang.

Lalgi bagi para pemudik yang turut terjaring operasi diberi sanksi untuk putar balik ke Jakarta atau tempat asal keberangkatannya.

Polda Metro Jaya sendiri sedianya telah mendirikan 18 pos pengamanan terpadu dalam rangka Operasi Ketupat dan Larangan Mudik Tahun 2020. Sebanyak 18 pos pemantauan tersebut tersebar di titik-titik perbatasan wilayah Jakarta.

Baca Juga: Pengalaman Suara.com Menghubungi Travel Gelap yang Jamin Lolos Bawa Pemudik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI