Suara.com - Peristiwa pembunuhan seorang perempuan bernama Rosmini (16, sebelumnya ditulis 18 tahun) membuat gempar warga Desa Pattaneteang, Kecamatan Tombopulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada Sabtu (9/5/2020).
Pembunuhan itu diketahui dilakukan oleh satu keluarga yang terdiri dari 14 orang termasuk korban. Tak hanya membunuh keluarga tersebut juga menyekap korban lainnya hingga mengalami luka-luka.
Sementara korban diketahui tewas akibat kehabisan darah usai dianiaya dan dibacok menggunakan parang.
Para pelaku diketahui adalah Darwis (50) yang merupakan kepala keluarga. Ia diduga membunuh putrinya sendiri, Rosmini bersama anggota keluarga lainnya.
Baca Juga: Kronologi Satu Keluarga di Bantaeng Sekap dan Bunuh Kerabat Sendiri
Kini, Darwis bersama anggota keluarga lainnya yakni istri An, empat anaknya, Ra, Dh, Si dan AO, serta menantunya yakni AD dan RI ditahan pihak Polres Bantaeng.
Polisi menduga pembunuhan oleh satu keluarga itu didasari oleh kasus 'Siri' atau malu atas hubungan gelap dengan keluarga sendiri.
"Hasil sementara dari pemeriksaan bahwa korban dibunuh karena kasus siri’. Korban diduga berhubungan badan dengan lelaki berinsial U yang merupakan sepupunya," kata Kapolres Bantaeng AKBP Wawan Sumantri sebagaimana dilansir Antara, Minggu (10/5/2020).
Namun cerita lain mulai terkuak, warga bercerita, sebelum kejadian, keluarga Darwis terlihat melakukan ritual-ritual berbau mistis. Bahkan ada informasi beredar di masyarakat sekitar menyebut Darwis mengalami gangguan jiwa akibat ilmu sesat.
"Itu katanya tetangga empat hari sebelum kejadian berhalaki (membakar dupa)," ujar Nur Annisaa, seorang warga Bantaeng sebagaimana dilansir Terkini.id (jaringan Suara.com).
Baca Juga: Drama Hubungan Gelap Berujung Pembunuhan di Bantaeng, 1 Keluarga Ditangkap
Dari informasi, di saat kejadian pembunuhan, keluarga Darwis sempat mengadang beberapa orang yang melintas di depan rumahnya llau meminta untuk berzikir.
"Siapa yang paling banyak salahnya dalam berzikir maka dijadikan tumbal. Nah, anaknya yang perempuan paling banyak salahnya, makanya langsung digorok lehernya,” ujar Annisaa.
Disebutkan, ada tiga orang tetangganya, yakni Irfan bin Reni (18), Saenal bin Hatim (35), mengalami luka sobek di kepala akibat parang), serta Usman (34), mengalami luka gores bagian telinga akibat senjata tajam, yang sempat ditahan dan disandera oleh satu keluarga itu.
Ketiga tetangganya itu dipaksa untuk masuk ke rumah dan diminta mengucapkan syahadat berulang-ulang sambil diancam senjata.
“Yang menyandera itu Darwis (kepala keluarga) dan semua anak-anak yang laki-laki. Kita sedang dalami siapa yang eksekusi korban," ujar Kasubag Humas Polres Bantaeng Aipda Sandri Ershi kepada wartawan.