Menganggur dan Kekurangan Pakan Karena COVID-19, Gajah Thailand Mudik

Minggu, 10 Mei 2020 | 17:19 WIB
Menganggur dan Kekurangan Pakan Karena COVID-19, Gajah Thailand Mudik
Ilustrasi kawanan gajah Thailand.[Katie Hollamby/Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona ini bukan hanya berdampak pada manusia, tetapi juga pada hewan-hewan seperti gajah di Thailand. Akibat virus corona yang juga melanda negara tersebut, banyak gajah menjadi tidak memiliki 'pekerjaan'.

Hal tersebut dikarenakan tidak ada wisatawan yang biasanya menyewa gajah untuk berjalan-jalan keliling taman wisata. Tidak ada pemasukan dari kebun binatang, sehingga tidak ada uang untuk membeli makan untuk gajah.

Menyadur Times Minggu (10/05), Yayasan Save Elephant di provinsi utara Chiang Mai, Thailand telah membuat satu gerakan untuk mengembalikan gajah ke rumah asal mereka.

Pendiri Save Elephant, Saengduean Chailert, mengatakan proyek untuk membawa pulang gajah yang menganggur diwujudkan sebagai tanggapan atas permohonan dari pemiliknya.

Baca Juga: Dikembalikan ke Alam, Gajah-Gajah di Thailand Gembira

Kelompoknya mempromosikan kawanan gajah untuk dikembalikan ke wilayah di mana mereka dapat hidup berdampingan dengan penduduk desa yang ramah lingkungan yang berkelanjutan. Ia percaya jika hewan-hewan itu bertahan di tempat wisata, akan disalahgunakan.

Salah satu contohnya adalah, Sadudee Serichevee yang memiliki empat gajah di distrik Mae Wang, Chiang Mai. Dia mendirikan sebuah kebun binatang mini bernama Karen Elephant Experience dengan gajah-gajahnya yang berasal dari Ban Huay Bong, desa istrinya di Cha Cha. Namun niat tidak sesuai harapan sejak munculnya virus corona.

"Awalnya saya pikir situasinya akan kembali normal dalam satu atau dua bulan ke depan. Pada akhir April, saya kehilangan semua harapan itu," ujar Sadudee dikutip dari Times.

Dia dan istrinya setuju untuk membawa gajah mereka kembali ke desanya karena mereka tidak dapat lagi menanggung biaya bulanan yang menghabiskan sekitar 200.000 baht (Rp 92,5 juta dengan kurs saat ini). Biaya sebesar itu untuk sewa tanah dan fasilitas, gaji untuk pawang dan pakan. Gajah makan rumput dan sayuran sebanyak 300 kilogram per hari.

Mereka mengajak beberapa pemilik gajah lain untuk melakukan hal yang sama. Bersama-sama mereka menempuh perjalanan sejauh 150 kilometer dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Sudah Menjadi Bangkai di Aceh Timur

Karena untuk mengangkut gajah menggunakan kendaraan akan sangat mahal bagi pemilik kebun binatang mini.

Rombongan mereka yang terdiri dari 11 gajah dan berangkat pada 30 April, perjalanan tersebut melintasi bukit, jalan beraspal dan tanah. Mereka disambut oleh pesta selamat datang pada saat kedatangan mereka di Ban Huay Bong.

"Gajah-gajah ini belum memiliki kesempatan untuk kembali ke rumah selama 20 tahun. Mereka tampak sangat bahagia ketika tiba di rumah, mereka membuat suara-suara bahagia, mereka berlari ke sungai di dekat desa dan bersenang-senang bersama dengan anak-anak kita," kata Sadudee.

"Kami tidak tahu kapan COVID-19 akan usai. Jadi ini adalah tugas kita, untuk membantu memberi makan gajah yang 'diberhentikan' karena wabah." pungkasnya.

Proyek serupa juga dilakukan di provinsi Surin, yang terkenal dengan festival gajah tahunannya. Sebanyak 40 ekor gajah dipulangkan ke Distrik Tha Tum di provinsi tersebut, sebagai rumah bagi ratusan gajah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI