"Namanya epidemiologi molekuler, di mana kita akan mengetahui apakah satu orang dengan orang lainnya yang diduga kontak itu virusnya sama.
"Kalau dicurigai, misalnya, si B itu positif setelah kontak dengan si A, itu kan baru berasal dari riwayat kontak manusianya. Tapi kita bisa mengkonfirmasi itu dengan melihat virusnya. Jadi kalau virusnya sama ya itu hipotesisnya benar," ia menjelaskan.
Mutasi
Lebih lanjut Prof. Amin menjelaskan, perbedaan antara virus Covid-19 di Indonesia dan di negara-negara lain disebabkan adanya mutasi, yaitu perubahan pada materi genetik virus. Karena materi genetik merupakan kode untuk asam amino yang menyusun protein, mutasi berarti perubahan pada protein si virus.
Baca Juga: Peneliti Menemukan Ratusan Mutasi Virus Corona, Apa Dampaknya?
Mutasi terjadi setiap kali virus memperbanyak diri, dan terjadi secara acak. Lalu terjadi seleksi alam yang di dalamnya bentuk yang paling sesuai dengan lingkungannya akan bertahan.
"Mutasi itu bisa menjadi bagus, bisa menjadi jelek [bagi virus]," ujarnya.
Para peneliti di Amerika Serikat dan Inggris telah mengidentifikasi ratusan mutasi virus penyebab Covid-19.
Namun belum ada yang bisa memastikan apa artinya hal ini bagi penyebaran virus di masyarakat saat ini dan seberapa efektif vaksin untuk mengatasinya.
Virus memang bermutasi, dan itulah sifat dasar mereka.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Dinilai Lebih Menular, Peneliti Takut Mengancam Vaksin
Pertanyaannya adalah: mana di antara mutasi ini yang sesungguhnya berpengaruh terhadap kecepatan penyebaran dan memburuknya penyakit?