Studi: Laki-Laki Muda Lebih Cenderung Langgar Kebijakan Lockdown atau PSBB

Minggu, 10 Mei 2020 | 01:15 WIB
Studi: Laki-Laki Muda Lebih Cenderung Langgar Kebijakan Lockdown atau PSBB
Ilustrasi laki-laki muda. [Dok. BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laki-laki muda cenderung lebih berpotensi melanggar ketentuan karantina wilayah selama pandemi Covid-19, menurut kajian sejumlah pakar psikologi di Inggris.

Tim peneliti dari University of Sheffield and Ulster University melibatkan 2.000 responden yang semuanya berusia antara 13 sampai 24 tahun.

Hasilnya, setengah responden laki-laki berusia 19-24 tahun mengaku bertemu dengan kawan atau anggota keluarga yang tidak tinggal satu atap dengan mereka selama karantina wilayah. Hanya 25% responden perempuan pada rentang usia yang sama mengaku hal serupa.

Kesimpulan survei itu, kata para peneliti, kebijakan pembatasan sosial semestinya menargetkan orang-orang muda.

Baca Juga: Memasak Jadi Hobi Baru Gavin Kwan Selama Menjalani Karantina

Ketidakpatuhan 'berkaitan dengan kecemasan'

Nyaris setengah responden, yaitu 917 orang, mengaku merasa lebih cemas selama karantina wilayah diberlakukan, terutama jika orang tua mereka adalah pekerja esensial yang masih beraktivitas.

Mereka yang merasa depresi lebih mungkin mengabaikan aturan 'lockdown' dengan bertemu kawan atau meninggalkan rumah untuk alasan yang tidak penting.

Sementara itu, orang-orang yang cemas lebih cenderung menjalankan aturan jaga jarak sosial serta mencuci tangan secara rutin.

Liat Levita, akademisi dari University of Sheffield menyebut kesehatan mental bukanlah pembenar untuk tidak menjalankan peraturan. Namun kondisi psikologi itu dapat membantu kita memahami alasan sejumlah orang sulit mematuhi ketentuan.

Baca Juga: Taiwan Terapkan Lockdown, Begini Nasib Ribuan TKI di Negara Naga Kecil Asia

"Semakin depresi seseorang, maka mereka semakin tidak patuh dan tidak termotivasi," kata Levita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI