Suara.com - Ratusan pekerja migran di Gujarat, India, terlibat bentrok dengan petugas kepolisian, setelah protes terkait lockdown berakhir rusuh dengan insiden pelemparan batu ke arah polisi, Sabtu (9/5).
Unjuk rasa yang diikuti lebih dari 500 pekerja dari industri-industri sabuk di Hazira ini menuntut pihak berwenang segera mengatur proses pemulangan mereka ke daerah asal.
Menyadur Reuters, para pekerja yang sebagian besar dari negara bagian Uttra Prades dan Bihar ini, mengaku kepada polisi bahwa mereka kini tengah berjuang bertahan hidup tanpa uang dan pekerjaan.
Inspektur di kepolisian Ichapore HR Brahmbatt mengatakan, pihaknya telah memberitahu bahwa pemerintah kini tengah berupaya memulangkan para pekerja migran, dan meminta mereka untuk bersabar.
Baca Juga: WHO: Menginfeksi Relawan Sehat dengan Virus Corona Bisa Percepat Vaksin
"Kami memberi tahu mereka bahwa sebagian besar pekerja (sudah) dipulangkan ke daerah asal oleh pemerintah, dan pengaturan serupa akan dibuat untuk mereka juga," ujar Brahmbatt.
"Kami meminta mereka untuk bersabar dan kembali ke rumah karena saat ini adalah masa lockdown, tetapi merka menolak dan mulai melempari kami dengan batu," sambungnya.
Pihak kepolisian pun kemudian melemparkan gas air mata guna membubarkan kerumuman.
Komisari polisi gabungan untuk Surat, DN Patel, mengatakan telah menangkap sekitar 50 pekerja yang diduga menyebabkan kerusuhan.
"Kami sedang dalam proses identifikasi lebih lanjut terkait orang yang terlobat dalam kerusuhan," kata Patel.
Baca Juga: Secercah Harapan, 3 Obat Antivirus Ini Kemungkinan Bisa Sembuhkan Covid-19
Kerusuhan ini terjadi ketika jumlah kasus infeksi Covid-19 di India naik menjadi 59.662 denagn 1.981 kematian.