Suara.com - Dugaan pelecehan seksual yag dilakukan oleh seorang mahasiswa alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berinisial IM memasuki babak baru.
Setelah sebelumnya pihak UII tengah melakukan investigasi terhadap kasus yang diperkirakan memakan 30 korban pelecehan seksual ini, kekinian beberapa perempuan di tempat IM menimba ilmu di Melbourne Australia turut mengungkap kasus tersebut.
Menurut laporan ABC News, dua orang perempuan menceritakan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh IM.
Dua orang perempuan ini merupakan bagian dari 30 korban IM yang melapor ke LBH Yogyakarta, Lembaga Bantuan Hukum yang mendampingi kasus ini.
Baca Juga: Sinopsis Film Cell, Ponsel Misterius Ubah Seseorang jadi Zombie
Salah seorang perempuan menceritakan kepada ABC News bahwa dirinya mengaku "kaget dan sangat tidak nyaman" dengan perlakuan IM.
"Dia duduk sangat dekat, sampai saya bisa merasakan nafasnya. Saya merasa dia menginvasi personal space saya," kata perempuan itu.
Selain itu, diceritakan pula bahwa IM sempat beberapa kali menyentuh bagian tubuhnya.
"Rasanya saat itu surreal banget karena saya kenal dia dan reputasinya yang agamis, tapi kok begitu," ucap perempuan itu.
Sama seperti di Indonesia, IM juga dikenal aktif dalam sejumlah kegiatan keagamaan di Melbourne. Ia juga sering diundang menjadi penceramah untuk warga Indonesia yang berada di Victoria.
Baca Juga: Perkenalkan Noe Row, YouTuber Tomboi yang Jago Gombal
Sementara itu, seorang perempuan lainnya juga mengaku mengenal IM dari sebuah acara keagamaan.
Perempuan ini mengaku mendapat perlakuan yang mengejutkan dari IM pada tahun 2018 lalu.
Ia begitu terkejut ketika IM berusaha memegang tangannya.
"Mas, bukan muhrim!" kata perempuan ini mengingatkan bahwa sentuhan fisik dari lawan jenis di luar pernikahan dilarang oleh agama Islam.
Perempuan ini mengatakan pada ABC bahwa IM sempat meminta maaf padanya. Namun IM kemudian mengulangi lagi perbuatannya dengan cara yang berbeda di beberapa kesempatan.
"Aku rasa saat itu aku juga belum self-educated soal (sexual harassment) itu," katanya.
Menindaklanjuti kasus ini, salah satu dari perempuan itu telah melaporkan lewat 'Safer Community Program' dan sedang dalam proses untuk mengajukan laporan resmi.
Sementara itu, pihak University of Melbourne mengaku telah mengetahui perihal kasus dugaan pelecehan seksual oleh salah satu mahasiswanya ini.
Mereka pun menawarkan dukungan bagi pelapor dan telah menghubungi IM untuk menawarkan pendampingan.
IM diketahui mendapat program beasiswa Australia Award yang diberikan oleh Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT).
Ketika dihubungi, juru bicara DFAT mengaku telah mengetahui kasus ini namun belum bisa memberikan tanggapan lebih lanjut hingga penyelidikan dari universitas selesai.