Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan Ketua Watimpres Wiranto berkolaborasi menyanyikan lagu 'Ra Mudik Rapopo'. Alih-alih berkampanye mengajak warga tidak mudik selama pandemi virus corona, lagu mereka malah mendapatkan banyak sindiran.
Tak hanya Moeldoko dan Wiranto yang ikut menyanyikan lagu tersebut, sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat lainnya juga ikut andil. Mulai dari Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional Hendardji Supandji, Ketua Umum Komite seni Nasional dan Ketum Pawon Semar, Bupati Pati Haryanto.
Selain itu, ada pula Bupati Karanganyar Yuliatmono, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Ketum Paguyuban Jawa Tengah Leles Sudarmanto, Sekjen Paguyuban Jawa Tengah Frahma Alimiyarso.
Video musik lagu 'Ra Mudik Rapopo' tersebut diunggah dalam akun YouTube Puspen TNI dengan judul 'Ora Mudik Ora Popo'.
Baca Juga: Akal Bulus Napi Program Asimilasi, Embat Motor Teman Modus Gantian Bonceng
Video tersebut kembali diunggah oleh warganet melalui media sosial. Beragam komentar diberikan oleh warganet meresnpons lagu yang dinyanyikan oleh Moeldoko cs.
Mereka menilai lagu tersebut kurang pas. Bahkan, tak sedikit dari warganet yang berkelakar enggan mengkritik lagu tersebut karena khawatir diciduk polisi.
"Nggak mungkin fals mas, kalau fals nadanya yang dipenjara," ujar @di********o.
"Ini vocal coachnya yang diatur sama mereka," kata @sa*****n.
"Pengen ketawa takut dijemput Sa*hara," ungkap @do******u.
Baca Juga: Perguruan Kungfu Lo Ban Teng Indonesia Bantu Rumah Sakit Lawan Virus Corona
"Ini diplay di lampu merah juga nggak bang?" tutur @_se****u.
"Dilihat dong YouTube-nya biar dapat adsense banyak. Mana tahu bisa buat memperbaiki perekonomian negara," ucap @imv****y.
Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis (7/5/2020), ide pembuatan lagu muncul dari Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah Leles Sudarmanto yang ingin mengkampanyekan larangan mudik.
Lagu ciptaan musisi Harry Yamba ini kemudian disepakati untuk dirilis dan dinyayikan oleh beberapa pejabat dan tokoh masyarakat.
"Kalau dilarang mudik dengan tegas susah, sekarang aya ajak kesadarannya lewat lagu. Apa masih mau ngotot pulang?" ujar Moeldoko.
Lagu tersebut diaransemen secara ringan dan enak didengar. Lirik lagu menggunakan bahasa Jawa karena mayoritas pemudik dari Jabodetabek berasal dari Pulau Jawa.