Suara.com - Angkatan Laut Bangladesh telah menyelamatkan sekitar 280 Muslim Rohingya dari Teluk Benggala dan menarik kapal mereka yang terdampar, kata lembaga patroli pantai dan para pejabat angkatan laut, Jumat (8/5/2020).
Para warga Rohingya itu dibawa ke sebuah pulau, tempat mereka akan dikarantina sebagai tindakan pencegahan wabah virus corona.
Perahu kayu reyot itu terlihat pada Kamis (7/5/2020) pagi di perairan Bangladesh, dan dibawa ke Bhasan Char, sebuah pulau dataran rendah di lepas pantai selatan, tempat pemerintah membangun perumahan dan tempat perlindungan dari topan.
"Mereka kelaparan dan kami telah memberi mereka makanan dan air," kata seorang perwira angkatan laut, yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Baca Juga: Sempat Clubbing di 5 Kelab Malam, Pria Ini Ternyata Positif Corona
"Rencananya adalah menahan mereka di karantina rumah selama 14 hari. Nanti pemerintah akan memutuskan."
Pada Februari, Bangladesh dikecam keras PBB dan sejumlah organisasi lain atas rencananya menempatkan pengungsi Rohingya di Bhasan Char.
Namun, ketakutan akan pandemi corona, membuat pemerintah Bangladesh mengambil keputusan menggunakan fasilitas di pulau tersebut untuk mengkarantina pengungsi Rohingya yang diselamatkan.
Akhir pekan lalu, 29 orang Rohingya ditemukan di kapal lain yang terapung di laut juga dibawa ke pulau yang kini dilengkapi dengan penerangan listrik dan menara telepon seluler.
Perahu lain yang mendarat di pantai Bangladesh pada pertengahan April dipenuhi ratusan warga Rohingya dalam kondisi kelaparan dan kurang gizi. Ketika itu, korban selamat mengatakan puluhan rekan-rekannya meninggal di kapal setelah berminggu-minggu terapung di laut.
Baca Juga: Meski Jadi Polemik, Anggaran Kartu Prakerja Sudah Cair Rp 1,6 Triliun
Lebih dari satu juta warga Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh selatan. Sebagian besar dari mereka tiba dari Myanmar pada akhir 2017 setelah menyelamatkan diri kekejaman militer, yang diklaim PBB telah melakukan genosida.